Gula Aren Oplosan Dicampur Gula Pasir Beredar di Pasaran, Perajin Asli dan Pembeli Dirugikan

M Nurhadi Suara.Com
Rabu, 16 Februari 2022 | 10:54 WIB
Gula Aren Oplosan Dicampur Gula Pasir Beredar di Pasaran, Perajin Asli dan Pembeli Dirugikan
Ilustrasi gula aren. (Foto: Antara/Mohamad Hamzah)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sejumlah perajin gula aren di Kabupaten Rejang Lebong, Provinsi Bengkulu, mengeluhkan peredaran gula aren yang diduga telah dioplos dengan gula pasir di sejumlah titik di Indonesia.

"Masalahnya, saat ini beredar gula aren oplosan, gula aren yang dioplos dengan gula pasir sehingga harga jual gula aren yang asli merosot dan paling tinggi Rp15 ribu per kilogram," kata Fendi (49) perajin gula aren yang ada di Kelurahan Talang Rimbo Lama, Kecamatan Curup Tengah, Selasa (15/2/2022).

Akibat adanya gula oplosan di pasaran, ia mengaku sangat merugikan para perajin gula aren karena kalah bersaing lantaran harganya lebih murah daripada gula aren yang asli.

"Bedanya, kalau gula aren yang asli, warnanya agak hitam dan teksturnya tidak keras. Kalau gula aren yang sudah dioplos dengan gula pasir, teksturnya keras dan tidak mudah pecah. Kalau dibuat cuka empek-empek, cepat basi dan asam," terangnya.

Baca Juga: Resep Bubur Kacang Hijau Saus Santan, Berbahan Sederhana dan Mudah Dibuat Sendiri di Rumah

Hal yang sama juga diutarakan Eko (52), perajin gula aren di Desa Belitar Seberang, Kecamatan Sindang Kelingi.

Eko berharap pihak terkait dapat melakukan penertiban peredaran gula aren oplosan ini karena merugikan perajin gula aren di Kabupaten Rejang Lebong.

Dalam satu kuali besar, kata dia, berisi 90 sampai 100 liter air nira. Setelah dimasak selama 5 jam, hasilnya sekitar 18—19 kg gula aren asli.

"Adapun gula aren yang sudah dioplos dengan air nira sebanyak itu, bisa menjadi 100 kg gula aren oplosan," lanjut dia.

Dengan jumlah produksi sebesar itu, para oknum perajin nakal ini bisa menjual gula aren oplosan di bawah harga jual gula aren asli.

Baca Juga: Jangan Salah Lagi, Ini 5 Perbedaan Gula Aren dan Gula Merah

Akibat peredaran gula oplosan sejak beberapa tahun belakangan ini, menurut Eko, membuat pendapatan mereka menurun karena harga jualnya tidak pernah naik, malah cenderung mengalami penurunan.

Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian dan Perikanan (Distankan) Rejang Lebong Zulkarnain mengaku sudah mendengar keluhan dari petani aren.

Ia berharap pihak terkait bisa menindaklanjutinya sehingga tidak merusak nama baik komoditas andalan Kabupaten Rejang Lebong itu.

"Kalau kami di posisi hulunya. Meski bukan tupoksi kami, tetap dipantau," pungkas Zulkarnain.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI