Suara.com - Perayaan Imlek akan dilakukan sepaket dengan Cap Go Meh. Budaya Cap Go Meh di Indonesia sudah lama ada dibawa oleh peranakan Tionghoa. Cap Go Meh dalam tradisi Tionghoa juga berarti malam ke-15, yang merujuk pada hari perayaannya yakni 15 hari setelah Imlek.
Di tanah asalnya Cina, malam Cap Go Meh merupakan puncak perayaan Imlek. Biasanya akan ada pesta rakyat yang diisi dengan makan bersama, pertunjukan barongsai, pawai keliling kota, hingga menghidupkan lampion sebagai hiasan. Dalam perayaan ini juga selalu diadakan makan bersama baik di lingkungan keluarga maupun di masyarakat.
Makanan khas yang harus selalu ada dalam setiap perayaan Cap Go Meh adalah Yuan Ziao. Makanan ini berbentuk bola-bola kecil yang terbuat dari beras ketan. Kemudian disiram dengan kuah rempah hangat, mirip ronde dalam budaya Indonesia.
Meski sama-sama memiliki perayaan, budaya Cap Go Meh di Indonesia tak memiliki Yuan Ziao. Sebagai gantinya, masyarakat Tionghoa memiliki hidangan khas yakni lontong Cap Go Meh.
Baca Juga: Resep Lontong Cap Go Meh ala Chef Martin Praja, Lengkap Dengan Bubuk Kedelai!
Mirip dengan lontong saat lebaran bagi umat muslim, lontong Cap Go Meh juga berisi opor ayam, pindang telur, dan sambal goreng ati. Namun, yang paling khas lontong Cap Go Meh harus mengandung lodeh labu siam dan bubuk kedelai.
Lontong juga dimasak kekuningan, termasuk bumbu labu siamnya. Bagi masyarakat Tionghoa lontong dan kuah kekuningan adalah perlambang keberuntungan.
Mereka berharap selama setahun ke depan keberuntungan akan selalu menyertai dengan menyantap lontong dan labu yang diberi bumbu kuning. Di samping itu, warna kuning juga melambangkan kelancaran rezeki.
Memasak lontong Cap Go Meh pun cukup mudah. Bumbu-bumbunya bisa didapatkan di pasar tradisional atau supermarket. Bumbu yang umum digunakan adalah bawang merah, bawang putih, cabai, garam, dan lengkuas. Setiap keluarga juga memiliki tradisi memasaknya beramai-ramai.
Selain lontong Cap Go Meh, makanan lain yang kerap hadir dalam tradisi Tionghoa adalah kue keranjang. Kue berbentuk bulat berwarna coklat ini juga melambangkan keberuntungan bagi yang memakannya. Kue-kue ini biasanya disajikan sejak perayaan Imlek.
Baca Juga: Cegah Kerumunan, Perayaan Cap Go Meh di Jambi Ditiadakan
Kontributor : Nadia Lutfiana Mawarni