Sejarah Lengkap Konflik Rusia-Ukraina, Sempat Rebutan Wilayah Demi Perluasan Negara

M Nurhadi Suara.Com
Selasa, 15 Februari 2022 | 19:20 WIB
Sejarah Lengkap Konflik Rusia-Ukraina, Sempat Rebutan Wilayah Demi Perluasan Negara
Pasukan Pertahanan Teritorial Ukraina yang merupakan cadangan militer Angkatan Bersenjata Ukraina, ambil bagian dalam latihan militer di dekat Kiev, Ukraina, pada (25/12/2021). [SERGEI SUPINSKY / AFP]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy menyerukan kepada rakyatnya untuk mengibarkan bendera dan menyanyikan lagu kebangsaan mulai Rabu (15/2/2022) menghadapi ancaman invasi Rusia.

Sejarah konflik Ukraina Rusia memang telah berlangsung panjang. Konflik ini bahkan menarik dukungan negara-negara Barat seperti Prancis, Amerika Serikat, dan Turkiye yang membela Ukraina. 

Seperti dikutip dari berbagai sumber, konflik ini berakar dari perebutan semenanjung Crimea antara Ukraina dan Rusia. Posisi Crimea yang sangat strategis membuat daerah ini menjadi wilayah konflik yang diperebutkan kedua negara. 

Kondisi Ukraina memburuk ketika pada 2013 negara ini dilanda krisis politik. Di tahun itu, Ukraina dipimpin Presiden Viktor Yanukovych yang pro terhadap Rusia untuk meredakan konflik yang selama ini sudah terjadi di kedua negara termasuk di wilayah Crimea. Yanukovych membuat kebijakan kontroversial dengan menolak perjanjian asosiasi antara Ukraina dan Uni Eropa. Tujuannya, untuk merekatkan hubungan antara Kyiv dan Moskow. 

Baca Juga: Ketegangan Meningkat, Sekjen PBB Antonio Guterres Khawatir Perang Rusia-Ukraina Meletus

Keputusan ini mendapat kecaman keras dari rakyat Ukraina. Februari 2014, Parlemen Ukraina melengserkan Yanukovych. Mantan presiden pergi dari negara itu di tahun yang sama. Pelengseran ini mendatangkan konflik baru di kalangan masyarakat sipil, yakni terbelahnya menjadi dua kubu, pro-Rusia atau pro-Uni Eropa.

Dukungan terhadap Rusia kebanyakan datang dari politikus dan masyarakat Crimea. Sementara pihak yang bertentangan adalah mereka yang mendukung pelengseran Yanukovych di Ukraina daratan.   

Selanjutnya masyarakat Crimea pernah meminta bantuan Rusia untuk menyelesaikan konflik dalam negeri yang melanda negara itu.

Rusia menempatkan pasukannya sebagai langkah penyelesaian masalah yang justru dituduh sebagai pencaplokan Crimea. Penempatan pasukan ini juga mendorong pemberontakan separatis yang terjadi di Ukraina bagian timur. 

Saat ini konflik antara Ukraina dan Rusia semakin memanas. Rusia diketahui telah menempatkan lebih dari 100.000 pasukan di dekat perbatasan Rusia-Ukraina. Penempatan pasukan ini diimbangi dengan pengiriman bank darah yang diduga sebagai langkah persiapan perang.  

Baca Juga: Krisis Ukraina, Rusia Siap Perang dan Ancam Bakal Tembak Armada Laut Asing di Wilayahnya

Konflik dua negara ini sangat disayangkan dunia internasional. Pasalnya sebelum Revolusi Bolshevik pecah pada 1917, Ukraina adalah bagian dari kekaisaran Rusia. Ukraina juga termasuk dalam negara penghasil gandum terbesar di Eropa serta kaya akan sumber daya mineral. 

Kontributor : Nadia Lutfiana Mawarni

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI