Suara.com - Utang Amerika Serikat belakangan makin banyak disorot. Pasalnya, utang AS saat ini diperkirakan lebih dari USD300 triliun.
Namun, angka tersebut mungkin bertambah karena tidak memperhitungkan hak yang tidak didanai dan kewajiban di masa depan.
Hal ini disampaikan CEO Tesla dan SpaceX Elon Musk melalui akun twitternya. Ia juga memperingatkan pemerintah AS tentang utang nasional dan menyebutnya sebagai hal yang harus dibayar.
"Utang nasional yang sebenarnya, termasuk hak yang tidak didanai, setidaknya USD60 triliun, kira-kira tiga kali ukuran seluruh ekonomi AS. Sesuatu yang harus diberikan," cuit Musk pada hari Kamis pekan lalu.
Baca Juga: Warga Gorontalo Minta Presiden Jokowi Lunasi Utang Negara Kepada Keluarganya Rp40 Miliar
Dengan nilai kewajiban jika dihitung berdasarkan perkiraan tersebut, maka utang nasional yang sebenarnya berkisar dari USD60 triliun hingga USD123 triliun.
Utang tersebut naik signifikan usai Presiden Biden mendorong paket pengeluaran besar-besaran termasuk agenda Build Back Better dengan dana mencapai USD1,75 triliun.
Menurut Model Anggaran Penn Wharton, jika Undang-Undang Build Back Better Biden disahkan oleh Kongres, dampaknya akan meningkatkan utang nasional sebesar 24% dalam waktu 30 tahun jika semua ketentuannya diperpanjang.