Imbas Naiknya Harga Kedelai, Perajin Tahu Tempe Ancam Mogok Produksi, Kowantara: Warteg Ikut Terancam Tutup

Senin, 14 Februari 2022 | 18:28 WIB
Imbas Naiknya Harga Kedelai, Perajin Tahu Tempe Ancam Mogok Produksi, Kowantara: Warteg Ikut Terancam Tutup
Ilustrasi pekerja menyiapkan lauk pauk di Warteg Subsidi Bahari, Pejaten, Jakarta, Kamis (22/7/2021).ANTARA FOTO/Aprillio Akbar
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Ketua Koperasi Warteg Nusantara (Kowantara) Mukroni menyebut warteg bakal terancam tutup, jika perajin tahu dan tempe mogok produksi. Sebab, tahu dan tempe kini menjadi wajib ada dalam deretan makanan di warteg.

Menurutnya, tahu dan tempe merupakan salah satu bahan makanan yang paling murah dan mudah untuk dikreasikan dalam masakan.

"Berimbas, bisa tutup kan bahan bakunya dari sana. Kita juga bisa tutup kalau tahu dan tempenya nggak ada. Karena itu bahan yang paling murah yang bisa kita jual sekarang," ujar Mukroni saat dihubungi, Senin (14/2/2022).

Dia melanjutkan, dengan kenaikan harga tahu dan tempe juga berimbas pada pendapatan warteg. Karena, jika pemilik warteg menaikkan harga makanan, maka banyak konsumen yang enggan makan di warteg.

Baca Juga: Harga Kedelai Mahal, Anggota Komisi IV DPR: Pemerintah Gagal Sediakan Pasokan

"Artinya, teman-teman yang makan di warteg akhirnya masak sendiri, akhirnya keluarga yang punya tabungan sekarang tidak punya tabungan, sekarang justru masak sendiri, lebih irit yang tadinya makan di warteg," ucapnya.

Meski begitu, tambah Mukroni, menaikan harga makanan bukan strategi terakhir, bisa saja pemilik warung mengurangi porsi makanan yang disajikan ke konsumen.

"Untuk sementara, kan kita pakai kreatif dikecilkan, tapi nanti lihat perkembangannya, kalau nggak bisa ya kita naikkan harganya. Ya misalkan oreg tempe misalkan lima sendok kita kurangi empat sendok, istilahnya begitu, porsinya diperkecil. Karena kasihan daya beli, ya pinter-pinter kita aja, jangan naikkan lah," katanya.

Sebelumnya, perajin tahu dan tempe berencana kembali untuk mogok produksi, setelah mendapati harga kedelai yang tinggi sebagai bahan baku produksi tahu dan tempe.

Mogok produksi sebelumnya sempat dilakukan perajin tahu tempe pada akhir tahun 2020 lalu yang juga diakibatkan oleh kenaikan harga kedelai.

Baca Juga: Harga Tahu Tempe Naik, Bikin Pelaku Usaha Warteg Pusing Tujuh Keliling: 'Terpaksa Dipotong Kecil-kecil'

Ketua Umum Gabungan Koperasi Tahu Tempe Indonesia (Gakoptindo) Aip Syarifuddin membenarkan, sebagian dari perajin memang akan mogok produksi, terutama pengrajin di wilayah Jabodetabek.

"Ada (rencana mogok). Jadi sebagian yang mau mogok, di daerah jakarta, Jabodetabek, dan beberapa daerah lain," katanya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI