BEI Targetkan Rata-rata Nilai Transaksi Harian Tembus Rp13,5 Triliun

Senin, 14 Februari 2022 | 16:57 WIB
BEI Targetkan Rata-rata Nilai Transaksi Harian Tembus Rp13,5 Triliun
Ilustrasi gedung Bursa Efek Indonesia (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) memiliki beberapa program untuk mendukung pasar modal Indonesia yang semakin bertumbuh positif seiring dengan penguatan ekonomi nasional.

“Beberapa hal yang kami targetkan pada tahun 2022 di antaranya, pertama, asumsi Rata-Rata Nilai Transaksi Harian (RNTH) sebesar Rp 13,5 Triliun,” ujar Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa BEI Laksono Widodo, dalam video conference, Senin (14/2/2022).

Laksono melanjutkan, pihaknya juga memproyeksi jumlah pencatatan efek baru sebanyak 68 efek baru. Kemudian, dari sisi investor, Laksono mengharapkan ada jumlah penambahan investor baru sebanyak 30% dari 2021.

Di samping itu, Laksono menyampaikan, sesuai Master Plan 2021-2025, tema pengembangan BEI tahun 2022 adalah  memperluas produk dan partisipan, meningkatkan layanan non-cash equities. Sehingga, ada beberapa inovasi BEI yang dampaknya akan nyata terlihat ke pasar.

Baca Juga: Didominasi Milenial, Investor Ritel Pasar Modal Diprediksikan Tumbuh 136,5 Persen Tahun Ini

“Seperti perlindungan Investor yang kontinu, yaitu implementasi Papan Pemantauan Khusus, sebagai lanjutan dari penerapan Daftar Efek dalam Pemantauan Khusus yang sebelumnya telah berlaku sejak Juli 2021, sebagaimana diatur dalam Peraturan Nomor II-S tentang Perdagangan Efek Bersifat Ekuitas dalam Pemantauan Khusus,” jelasnya.

Kemudian, lanjut Laksono, pihaknya juga akan melakukan peningkatan pencatatan efek, melalui Enhancement e-Registration dan e-IPO sesuai masukan pelaku pasar dan mempermudah penggunaan sistem tersebut kepada publik, serta peningkatan disclosure, melalui enhancement IDXNet dan XBRL.

Selain itu, Laksono menyebutkan, inisiatif Bursa yang mendukung penerapan aspek lingkungan, sosial, dan tata kelola atau environmental, social and governance (ESG) pada tahun ini yaitu pengembangan perdagangan karbon dan skoring ESG atas perusahaan tercatat di BEI yang bekerjasama dengan sustainalytics.

“Kemudian, peningkatan perdagangan EBUS (Efek Bersifat Utang dan Sukuk) melalui enhancement fitur SPPA (Sistem Penyelenggara Pasar Alternatif) sesuai masukan Pengguna Jasa SPPA, serta peluncuran produk baru, di antaranya adalah waran terstruktur dan indeks-indeks baru,” pungkasny

Baca Juga: Tak Hanya Sekedar Tumbuh, Menkeu Sri Mulyani Ingin Ekonomi Negara Berkualitas

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI