Suara.com - Pengrajin tahu dan tempe bakal menaikkan harganya imbas dari naiknya harga kedelai yang jadi bahan baku pembuatan tahu dan tempe.
Ketua Umum Gabungan Koperasi Tahu Tempe Indonesia (Gakoptindo), Aip Syarifuddin mengatakan, saat ini harga kedelai telah naik dari Rp 9.000 per kilogram menjadi Rp 11.000 per kilogram.
Dengan adanya kenaikan itu, Aip menyebut, pengrajin tahu dan tempe terpaksa menaikkan harga produknya.
"Naik Rp 1.000, nggak seberapa si sebenarnya. Kira-kira kalau sepotong tempe itu sekarang Rp 5 ribu yang 500 gram, mungkin naik jadi Rp 6 ribu," ujar Aip saat dihubungi, Senin (14/2/2022).
Baca Juga: Harga Kedelai Impor di Daerah Ini Naik Rp 11 Ribu Per Kilogram
Dengan kenaikan harga kedelai ini, lanjut Aip, beberapa pengrajin juga berhenti untuk memproduksi tahu dan tempe. Hampir 20% pengrajin tahu dan tempe telah berhenti produksi.
Alasanya, karena keuntungan dalam produksi tahu dan tempe saat ini hanya cukup untuk kebutuhan sehari-hari, sehingga tidak ada modal untuk kembali memproduksi tahu dan tempe.
"Beli kedelai 20 kg tiap hari beli itu, karena keuntungannya untuk makan. Nah begitu 20 kg beli, sekarang harganya Rp 10 ribu atau Rp 11 ribu, besoknya jadi Rp 11.100 atau Rp 11.200, itu dia nggak beli 20 kg lagi, besoknya kurang lagi, itu yang bikin kita marah," ucap dia.
Namun Aip menegaskan kembali, kenaikan harga tahu dan tempe yang diproduksinya, karena memang terpaksa untuk menutupi kekurangan modal, akibat kenaikan harga kedelai.
"Jadi, kami menaikkan harga tempe tahu terpaksa, kalau harga kedelai minyak tidak naik, kami tidak menaikkan," imbuh dia.