20 Bandara di Indonesia DItarget Gunakan PLTS dalam Empat Tahun

M Nurhadi Suara.Com
Minggu, 13 Februari 2022 | 06:50 WIB
20 Bandara di Indonesia DItarget Gunakan PLTS dalam Empat Tahun
Bandara Internasional Sepinggan Balikpapan (Inibalikpapan)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pemanfaatan energi baru terbarukan (EBT) terus digalakkan PT Angkasa Pura II (Persero) dengan menargetkan 20 bandara telah memiliki Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) dengan kapasitas 26,34 MWp pada tahun 2025.

"Pada 2025, ditargetkan seluruh 20 bandara AP II telah memiliki PLTS dengan kapasitas 26,34 MWp," kata President Director AP II Muhammad Awaluddin, Sabtu (12/2/2022).

Ia menambahkan, pemanfaatan EBT di lingkungan AP II sangat mendukung implementasi teknologi dalam mewujudkan "smart airport" sehingga meningkatkan daya saing (competitiveness) bandara-bandara AP II di era Industri 4.0.

AP II telah memiliki masterplan pengembangan Eco Airport periode 2021-2030. Eco Airport ini mendukung visi perusahaan menjadi "Smart&Connected Airport.

Baca Juga: Viral di Twitter Atap Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta Bocor, Tampak Seperti Air Terjun

Pemanfaatan EBT di bandara di lingkup AP II akan menggunakan teknologi baru yang bisa diintegrasikan dengan teknologi eksisting.

Pada fase pertama, yakni 2021 telah diimplementasikan pemanfaatan PLTS yang dipasang di atap bangunan di sejumlah gedung di Bandara Soekarno-Hatta, Bandara Kualanamu dan Bandara Banyuwangi dengan kapasitas 1,83 MWp (megawatt peak).

Fase kedua, yakni tahun ini direncanakan penggunaan PLTS Atap mencapai EBT 3,78 MWp. Pada fase ketiga, yaitu 2023-2025 direncanakan pemanfaatan PLTS di atas tanah (ground mounted) berkapasitas 18,69 MWp dan PLTS terapung (floating) berkapasitas 1,8 MWp.

Dengan demikian, pada 2025, 20 bandara AP II telah memiliki PLTS dengan kapasitas 26,34 MWp. Di dalam pemanfaatan EBT ini, AP II mempersiapkan 3 aspek penting, yakni SDM, proses dan teknologi.

Ia mengatakan, penggunaan EBT di bandara sejalan dengan kesepakatan antara "Airport Council International" (ACI) dan seluruh operator bandara di dunia untuk mendukung program global "Net Zero Carbon Emission 2050".

Baca Juga: Canggih! Sekolah di Kota Solo Manfaatkan PLTS untuk Memenuhi Kebutuhan KBM

“Bandara menyumbang sekitar 2 persen emisi karbon dari total pangsa global sehingga untuk mengurangi emisi karbon tersebut, operator bandara harus berkomitmen menggunakan energi baru terbarukan hampir di seluruh aspek operasional dan pelayanan," kata dia, mengutip dari Antara.

Bersamaan dengan ini, AP II menanamkan semangat kepedulian lingkungan di industri penerbangan nasional melalui pemanfaatan EBT. 

"Kami ingin terus berkontribusi terhadap upaya-upaya pelestarian lingkungan," katanya.

“Penggunaan teknologi dan keunggulan dari sisi biaya membuat pemanfaatan EBT dapat meningkatkan daya saing bandara-bandara AP II di era Industri 4.0," lanjut dia.

PT Angkasa Pura II (Persero) berkomitmen dalam pemanfaatan energi baru terbarukan (EBT) dengan menargetkan 20 bandara telah memiliki Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) dengan kapasitas 26,34 MWp pada tahun 2025.

"Pada 2025, ditargetkan seluruh 20 bandara AP II telah memiliki PLTS dengan kapasitas 26,34 MWp," kata President Director AP II Muhammad Awaluddin dalam keterangannya di Jakarta, Sabtu.

Awaluddin mengatakan, pemanfaatan EBT di lingkungan AP II sangat mendukung implementasi teknologi dalam mewujudkan "smart airport" sehingga meningkatkan daya saing (competitiveness) bandara-bandara AP II di era Industri 4.0.

AP II telah memiliki masterplan pengembangan Eco Airport periode 2021-2030. Eco Airport ini mendukung visi perusahaan menjadi "Smart&Connected Airport.

Pemanfaatan EBT di bandara di.lingkup AP II akan menggunakan teknologi baru yang bisa diintegrasikan dengan teknologi eksisting.

Pada fase pertama, yakni 2021 telah diimplementasikan pemanfaatan PLTS yang dipasang di atap bangunan di sejumlah gedung di Bandara Soekarno-Hatta, Bandara Kualanamu dan Bandara Banyuwangi dengan kapasitas 1,83 MWp (megawatt peak).

Fase kedua, yakni tahun ini direncanakan penggunaan PLTS Atap mencapai EBT 3,78 MWp. Pada fase ketiga, yaitu 2023-2025 direncanakan pemanfaatan PLTS di atas tanah (ground mounted) berkapasitas 18,69 MWp dan PLTS terapung (floating) berkapasitas 1,8 MWp.

Dengan demikian, pada 2025, 20 bandara AP II telah memiliki PLTS dengan kapasitas 26,34 MWp. Di dalam pemanfaatan EBT ini, AP II mempersiapkan 3 aspek penting, yakni SDM, proses dan teknologi.

Ia mengatakan, penggunaan EBT di bandara sejalan dengan kesepakatan antara "Airport Council International" (ACI) dan seluruh operator bandara di dunia untuk mendukung program global "Net Zero Carbon Emission 2050".

“Bandara menyumbang sekitar 2 persen emisi karbon dari total pangsa global sehingga untuk mengurangi emisi karbon tersebut, operator bandara harus berkomitmen menggunakan energi baru terbarukan hampir di seluruh aspek operasional dan pelayanan," ujarnya.

Sejalan dengan ini, AP II menanamkan semangat kepedulian lingkungan di industri penerbangan nasional melalui pemanfaatan EBT. "Kami ingin terus berkontribusi terhadap upaya-upaya pelestarian lingkungan," katanya.

“Penggunaan teknologi dan keunggulan dari sisi biaya membuat pemanfaatan EBT dapat meningkatkan daya saing bandara-bandara AP II di era Industri 4.0," pungkasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI