Suara.com - Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) menemukan ketidakmerataan harga dan akses dalam mendapatkan minyak goreng di lapangan. Hal ini sesuai dengan survei yang dilakukan YLKI.
Peneliti YLKI Annis Safira Nur menyebut, tidak meratanya harga ini menimbulkan fenomena panic buying di tengah masyarakat.
"Sehingga masyarakat lainnya yang membutuhkan tidak mendapatkan minyak goreng bersubsidi," ujar Annis dalam konferensi pers virtual, Jumat (11/2/2022).
Dalam hasil survei tersebut, dari 30 toko yang didatangi hanya tiga toko yang menyediakan minyak goreng, sedangkan 17 toko tidak menyediakan minyak goreng kelapa sawit.
Baca Juga: Cara Lapor Kecurangan Penjualan Minyak Goreng ke YLKI, Catat Nomornya
Sisanya, sebanyak sembilan toko hanya menyediakan minyak goreng tidak bersubsidi, dan satu toko tidak sama sekali menyediakan minyak goreng bersubsidi maupun tidak bersubsidi.
Selanjutnya, dari 30 toko itu, mayoritas sembilan toko memberlakukan harga minyak goreng di atas pasar, sisanya dua toko harga sesuai standar, hanya satu toko yang harganya sesuai dan di atas standar, serta satu toko di bawah standar.
YLKI juga memberikan catat khusus dalam survei ini diantaranya, terdapat pembatasan pembelian minyak di minimarket dan supermarket, khusus di warung dan agen diperbolehkan untuk membeli minyak lebih dari 2 Liter per orang dengan harga di atas subsidi.
Kemudian, terdapat satu outlet yang menerapkan kebijakan pemajangan minyak berkala, konsumen yang hendak membeli minyak goreng melebihi batas maksimum ditegur oleh kasir.
Kesimpulan dari survei tersebut menunjukkan kesesuaian dengan keluhan konsumen terkait langkanya minyak goreng bersubsidi di mana jumlah toko yang tersedia minyak goreng kelapa sawit subsidi hanya sebanyak 3 toko dan 1 toko dengan pilihan minyak harga subsidi dan nonsubsidi yang ditemukan dari total 30 toko.
Baca Juga: Gara-gara Harganya Mahal, Masyarakat Pinjam Duit ke Bank Keliling Demi Beli Minyak Goreng
Untuk diketahui, survei ini dilaksanakan mulai dari 2-8 Februari yang berlokasi di Jakarta Selatan, Jakarta Timur, Bekasi, dan Kabupaten Bekasi yang melibatkan, 9 warung, 11 minimarket, 1 minimarket koperasi, 1 agen, dan 8 Supermarket.