Data Inflasi AS Panas, Dolar Turun dan Jadi Datar

Jum'at, 11 Februari 2022 | 06:33 WIB
Data Inflasi AS Panas, Dolar Turun dan Jadi Datar
Mata uang dolar AS (Amerika Serikat) [Shutterstock].
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Dolar berayun dalam perdagangan berombak di akhir perdagangan Kamis (10/2/2022, Jumat pagi WIB), setelah harga konsumen AS naik lebih tinggi dari perkiraan pada Januari, mendorong pasar untuk meningkatkan ekspektasi Federal Reserve akan secara agresif memerangi inflasi yang melonjak.

Dikutip dari kantor berita Antara, indeks harga konsumen naik 0,6 persen dari Desember, kata Departemen Tenaga Kerja, sementara dalam 12 bulan hingga Januari, IHK (indeks harga konsumen) melonjak 7,5 persen, kenaikan tahun-ke-tahun terbesar sejak Februari 1982.

Data tersebut menandai kenaikan tahunan keempat bulan berturut-turut lebih dari 6,0 persen dan membuat Presiden Federal Reserve Bank St Louis, James Bullard, anggota pemungutan suara komite penetapan kebijakan Fed, "secara dramatis" lebih hawkish, katanya.

Indeks dolar, ukuran nilai greenback terhadap enam mata uang utama lainnya, awalnya naik hampir 0,5 persen. Kemudian merosot 0,4 persen dan berakhir hampir datar. Indeks terakhir naik tipis 0,08 persen.

Suku bunga yang lebih tinggi biasanya akan mengangkat dolar, tetapi pasar sudah cukup membeli dolar, kata Bipan Rai, kepala strategi valas di CIBC Capital Markets.

"Pasar tertarik untuk mengambil keuntungan dari posisi long dolar yang ada," kata Rai. "Pasar membuat The Fed memberi harga yang cukup agresif tidak hanya untuk tahun ini tetapi juga untuk tahun depan."

Peluang kenaikan suku bunga 50 basis poin meningkat menjadi lebih dari kemungkinan kenaikan 25 basis poin seperti yang diperkirakan sebelumnya.

Pasar juga mempertimbangkan bagaimana bank sentral lain akan melawan inflasi yang meningkat secara global, terutama didorong oleh kenaikan harga komoditas.

"Tekanan harga yang lebih luas dan meluas ini adalah cerita global," kata Edward Moya, analis pasar senior di OANDA.

Baca Juga: The Fed Kerek Kenaikan Suku Bunga Lebih Cepat, Harga Emas Melemah

"Kami mulai melihat banyak negara maju lainnya sekarang menjadi lebih agresif dalam mengatasi inflasi," tambahnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI