Industri Pelayaran Diprediksi Tumbuh Positif 15 Persen Awal Tahun Ini

M Nurhadi Suara.Com
Kamis, 10 Februari 2022 | 15:55 WIB
Industri Pelayaran Diprediksi Tumbuh Positif 15 Persen Awal Tahun Ini
Sebuah kapal tongkang pengangkut batubara melintas di Sungai Musi, Palembang, Sumatera Selatan, Senin (15/2/2021). ANTARA FOTO/Nova Wahyudi
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Bisnpelayaran di Sumatera Selatan optimis dapat tumbuh 10-15 persen pada 2022 karena masih tingginya permintaan komoditas ekspor asal daerah tersebut.

Kepala Samudera Indonesia Cabang Palembang Iwan Simangunsong menyebut, hingga kini perusahaan masih melayani pengiriman chrome rubber (karet) ke Singapura menggunakan satu unit kapal berkapasitas 6.000 ton atau rata-rata membawa 250 TEUs.

“Proyeksi bisa tumbuh 15 persen ini juga sejalan dengan perkiraan pertumbuhan ekonomi dari pemerintah yang bakal tumbuh di kisaran 5,0 persen pada tahun ini. Biasanya untuk sektor bisnis bisa tumbuh 10-15 persen,” kata Iwan, Kamis (10/2/2022).

Hal ini cukup realistis karena hingga kini volume komoditas ekspor asal Sumsel masih tinggi, meliputi karet dan kelapa. Bahkan pihaknya kini menjajaki kerja sama untuk pengiriman ekspor arang dan batok kelapa.

Baca Juga: Bisnis Internasional Tumbuh Positif, BNI Siap Tambah Kantor Cabang Luar Negeri

Sehingga di tengah masih terjadinya kelangkaan kontainer dan biaya pengapalan yang tinggi, Samudera Indonesia cukup optimistis dapat meraup untung pada tahun ini.

Samudera Indonesia Cabang Palembang sejauh ini menggunakan satu unit kapal kontainer untuk mendukung kegiatan ekspor karet di Sumsel. Bahan setengah jadi berupa karet dalam bentuk lembaran itu dikirimkan ke Singapura untuk kemudian dikirim ke Amerika Serikat hingga ke sejumlah negara di Eropa oleh perusahaan lain.

Dalam satu bulan, perusahaan tersebut melakukan kegiatan ekspedisi ke Singapura sebanyak lima kali, dan proses bongkar muat dilakukan di Pelabuhan Boom Baru Palembang.

Menurutnya, secara umum, bisnis pelayaran pada 2022 masih akan dihadapkan pada persoalan keterbatasan kontainer dan biaya pengapalan yang tinggi.

Kini, sejumlah pelaku bisnis pelayaran masih memilih wait and see atas situasi ini sambil menunggu menurunnya biaya pengapalan.

Baca Juga: Buronan Kasus Korupsi Rugikan Negara Rp 6 Miliar Diciduk di Purwakarta

Namun, bagi perusahaan pelayaran yang memiliki kontrak jangka panjang maka mau tak mau harus tetap menjalankan kewajibannya. Jika tidak, maka akan terkena penalti hingga pemutusan kontrak.

Senada, Indonesian National Shipowners' Association (INSA) atau Asosiasi Pemilik Pelayaran Nasional Indonesia Provinsi Sumatera Selatan juga memproyeksi bisnis pelayaran bakal tumbuh 10-15 persen pada 2022.

Sekretaris DPD INSA Sumsel Suandi memperkirakan prospek bisnis pelayaran bakal lebih baik pada 2022.

Saat ini kegiatan ekspor batu bara asal Sumsel masih tinggi yang diperkirakan tren ini berlanjut hingga akhir tahun.

“Yang jelas, karena ada permintaan batu bara maka jasa penyediaan kapal tongkang akan meningkat,” kata dia.

Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Selatan mencatat ekspor batu bara Sumsel tercatat meningkat 31,06 persen pada triwulan IV-2021 jika dibandingkan triwulan sebelumnya. Sementara jika dibandingkan triwulan IV-2021 dengan tahun 2020 (year on year) maka ekspor batu bara Sumsel melejit hingga 302,29 persen.

Walau sebenarnya produksi batu bara Sumsel pada triwulan IV-2021 mengalami penurunan 25,76 persen dibandingkan triwulan sebelumnya, namun secara year on year tetap terjadi peningkatan sebesar 31,88 persen.

Sementara sepanjang 2021, produksi batu bara di Provinsi Sumatera Selatan mencapai 50 juta ton atau meningkat satu juta ton, yang mana sebanyak 46 juta ton diserap pasar ekspor dan domestik.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI