Harga Batu Bara Diprediksi Terus Menguat Hingga Akhir Februari, Ini Penyebabnya

M Nurhadi Suara.Com
Kamis, 10 Februari 2022 | 09:01 WIB
Harga Batu Bara Diprediksi Terus Menguat Hingga Akhir Februari, Ini Penyebabnya
Sebuah kapal tongkang pengangkut batubara melintas di Sungai Musi, Palembang, Sumatera Selatan, Senin (15/2/2021). ANTARA FOTO/Nova Wahyudi
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kebijakan larangan ekspor batu bara awal tahun ini jadi salah satu faktor meningkatnya harga batu bara. Bahkan, harga batu bara acuan trus menunjukkan tren peningkatan sampai berada di titik USD188,38 per ton atau meningkat dibanding bulan lalu yang mencapai USD158,50 per ton.

Harga komoditas ini diprediksi terus menguat seiring meningkatnya permintaan dunia. Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerja Sama (KLIK) Kementerian ESDM Agung Pribadi menyebut, Februari diprediksi lebih tinggi dibanding Januari.

Penyebab lainnya yakni buntunya pasokan gas alam Eropa sehingga negara-negara di benua biru memilih alternatif energi seperti batu bara untuk kebutuhan pembangkit listrik.

“Dorongan angka HBA juga tak lepas dari keputusan pemerintah Indonesia yang sempat menjalankan kebijakan larangan ekspor per 1 Januari 2022 untuk mengatasi kebutuhan dalam negeri. Pemerintah akhirnya mencabut larangan tersebut bagi perusahaan yang tercatat sudah mematuhi ketentuan DMO pada 31 Januari 2022 lalu,” kata Agung.

Baca Juga: Larangan Ekspor Batu Bara Diminta Kembali Diberlakukan, Wakil Rakyat Singgung Pengusaha Nakal

Terdapat dua faktor turunan yang memengaruhi pergerakan HBA yaitu, supply dan demand. Pada faktor turunan supply dipengaruhi oleh season (cuaca), teknis tambang, kebijakan negara supplier, hingga teknis di supply chain seperti kereta, tongkang, maupun loading terminal.

Sementara untuk faktor turunan demand dipengaruhi oleh kebutuhan listrik yang turun berkorelasi dengan kondisi industri, kebijakan impor, dan kompetisi dengan komoditas energi lain, seperti LNG, nuklir, dan hidro. 

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI