Suara.com - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memproyeksikan bahwa defisit APBN tahun 2022 ini bakal mendekati angka 4 persen dari target sebesar 4,85 persen.
Hal tersebut dikatakan Sri Mulyani dalam acara Mandiri Investment Forum yang berlangsung secara virtual, Rabu (9/2/2022).
"Tentunya kondisi ini membawa optimisme target konsolidasi fiskal defisit APBN dibawah 3 persen pada 2024," kata Sri Mulyani.
Sebagai catatan, ketentuan defisit maksimal 3 persen diatur dalam UU Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. Kemudian, pemerintah menerbitkan UU Nomor 2 Tahun 2020 tentang Kebijakan Keuangan untuk Penanganan Covid-19 pada Maret tahun lalu.
Baca Juga: Pajak Penghasilannya Dinaikan Sri Mulyani sampai 35 Persen, Ini Reaksi Deddy Corbuzier
Salah satu poin dalam aturan ini menetapkan defisit anggaran dapat melebihi 3 persen.
Pada 2022, DPR telah menyetujui defisit APBN sebesar Rp868,01 triliun. Angka itu setara dengan 4,85 persen dari produk domestik bruto (PDB).
Sri Mulyani menjelaskan pada 2021, pemerintah menargetkan defisit anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) 5,7 persen, sebagai langkah penanganan pandemi Covid-19. Namun, realisasi defisit APBN ternyata lebih baik dari target, yakni mencapai 4,65 persen.
"Dengan capaian penerimaan dan disiplin dalam belanja, kami percaya diri bahwa defisit akan lebih rendah. Kami perkirakan defisit APBN 2022 akan dekat ke 4 persen," ujar Sri Mulyani.
Dia pun percaya diri bahwa berlakunya Program Pengungkapan Sukarela (PPS), atau yang sering disebut Tax Amnesty Jilid II, akan meningkatkan perolehan perpajakan dan penerimaan negara. Hal tersebut membuat peluang defisit APBN lebih rendah dari target semakin terbuka.