Suara.com - Kasus pencurian mata uang kripto terbesar sepanjang sejarah belum lama ini diungkap Departemen Kehakiman AS. Kasus ini disebut melibatkan aset bitcoin senilai 3,6 miliar dolar AS terkait dengan peretasan bursa mata uang digital Bitfinex pada 2016.
"Sebuah tim yang terdiri dari suami-istri yang diduga sebagai pencuci uang ditangkap di Manhattan pada Selasa (8/2/2022) pagi," tambah laporan tersebut.
Wakil Jaksa Agung Lisa Monaco mengaku, penyitaan ini jadi yang terbesar sepanjang sejarah penyitaan aset di negara tersebut.
Ilya Lichtenstein, 34, dan istrinya Heather Morgan, 31, keduanya warga New York, dijadwalkan untuk tampil pertama kali pada Selasa (8/2/2022) di Pengadilan Distrik AS untuk Distrik Selatan New York.
Mereka menghadapi tuduhan bersekongkol untuk melakukan pencucian uang serta penipuan. Kasus ini diajukan di pengadilan federal di Washington D.C.
Tidak jelas siapa yang akan mewakili pasangan itu dalam kasus pidana. Panggilan dan pesan yang ditinggalkan untuk Lichtenstein dan istrinya belum dibalas.
Keduanya dituduh bersekongkol untuk mencuci 119.754 bitcoin yang dicuri setelah seorang peretas membobol Bitfinex dan memulai lebih dari 2.000 transaksi tidak sah. Pejabat Departemen Kehakiman mengatakan transaksi pada saat itu bernilai 71 juta dolar AS dalam bitcoin, tetapi dengan kenaikan nilai mata uang, sekarang bernilai lebih dari 4,5 miliar dolar AS.
Pejabat AS mengatakan sebagian dari uang tersebut telah ditransfer ke AlphaBay, versi apa pun dari eBay yang dihosting di web gelap.
Ketika situs itu di-take down, memungkinkan pihak berwenang untuk mengakses log transaksi internal AlphaBay dan menghubungkannya ke akun mata uang kripto atas nama Lichtenstein, menurut perusahaan pelacakan mata uang digital Elliptic.
Baca Juga: Inter Milan vs AS Roma: Massimo Moratti Antusias Jose Mourinho Kembali ke Giuseppe Meazza
Bitfinex mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa pihaknya bekerja dengan Departemen Kehakiman untuk "menetapkan hak kami untuk mengembalikan bitcoin yang dicuri."