Suara.com - Naiknya harga BBM jenis Pertamax dinilai wajar oleh Pembalap nasional Tomi Hadi, lantaran BBM RON 92 tersebut hingga saat ini masih bertahan dengan harga sekitar dua tahun lalu.
"Sudah lama sekali Pertamax tidak naik. Jadi wajar kalau nanti Pertamina akan menyesuaikan harganya. Yang pasti, kalau pun disesuaikan, saya tidak akan pindah ke BBM lain," ujar Tomi di Jakarta, Selasa.
Meski BBM RON 92 tersebut dijual lebih tinggi, tetapi sangat andal dalam merawat mesin, dibandingkan dengan BBM beroktan lebih rendah, ungkap Pembalap andalan Gazpoll Racing Team itu.
"Jadi harga memang sebanding dengan kualitas. Kalau BBM RON rendah, bisa jadi berpengaruh kurang baik ke mesin. Biaya maintanance juga jadi lebih mahal. Makanya kalau dihitung-hitung, dengan keunggulannya itu Pertamax sebenarnya memang cukup murah," kata dia.
Baca Juga: Pertamina Rugi Rp 11 Triliun, Ahok Disebut Tak Becus: Yang Begini Mau Berantas Korupsi
Selain performa mesin, Tomi merasakan keunggulan BBM RON tinggi juga memiliki emisi rendah yang ramah lingkungan.
"Dari segi kualitas memang bagus. Juga ramah lingkungan untuk masa depan kita yang lebih hijau," tambahnya dalam keterangannya.
Tomi yang pada November lalu mencetak sejarah sebagai pembalap pertama yang mencoba Sirkuit Mandalika, sudah lama memakai Pertamax, selain untuk mobil balapnya juga untuk mobil klasiknya.
"Dan terbukti, bisa merawat mobil klasik saya yang punya mesin kuat. Biaya maintanance jadi tidak mahal. Dari kualitas oktan juga bagus, pembakaran jadi bagus, mesin lebih awet, dan tarikan jadi ringan. Selain itu, BBM ini juga ada dimana-mana," ujarnya.
Pertamina hampir dua tahun tetap mempertahankan jual BBM RON 92, yakni pada kisaran Rp9.000/liter lebih rendah dibandingkan harga jual di SPBU asing.
Saat ini harga jual BBM dengan RON 92 di SPBU asing Rp12.990 lebih tinggi dibandingkan Januari 2022 yang seharga Rp12.040 per liter.