Pemulihan ekonomi, sambung Sri Mulyani, menguat pada kuartal IV, ditopang oleh konsumsi rumah tangga, investasi, konsumsi pemerintah dan ekspor.
"Seluruh sektor: manufaktur, perdagangan, konstruksi, transport pergudangan, pertambangan, informasi/komunikasi semua mengalami perbaikan," ujarnya.
Ani memaparkan pada 2022 ini, masih ada tantangan perekonomian tetap dinamis dan harus diwaspadai.
Seperti, pandemi covid-19 terlebih varian omicron yang meningkat, lingkungan global yang semakin menantang karena tapering kebijakan moneter di Amerika Serikat (AS), kenaikan suku bunga dan inflasi tinggi di negara maju, hingga ketegangan geopolitik yang meningkat menimbulkan tambahan ketidakpastian.
"APBN uang kita akan terus menjadi instrumen penting dalam pemulihan ekonomi yang fleksibel, responsif dan akuntabel. APBN tetap secara bertahap dikonsolidasikan agar tercapai 3 tujuan penting, yakni kesehatan ekonomi, kesehatan rakyat dan kesehatan APBN," katanya.