Ekonomi Indonesia Tahun 2021 Tumbuh 3,69 Persen, Tebakan Menteri Keuangan Sri Mulyani Tepat

Selasa, 08 Februari 2022 | 13:11 WIB
Ekonomi Indonesia Tahun 2021 Tumbuh 3,69 Persen, Tebakan Menteri Keuangan Sri Mulyani Tepat
Menteri Keuangan Sri Mulyani saat konfrensi pers virtualnya. (tangkapan layar/istimewa)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menilai realisasi pertumbuhan Ekonomi Indonesia pada 2021 yang sebesar 3,69 persen sesuai dengan yang ditebak dirinya.

Begitu juga dengan realisasi kuartal IV-2021 yang sebesar 5,02 persen.

"Angka ini cukup dekat dengan proyeksi/forecast Kemenkeu disampaikan awal tahun Januari 2022," tulis Sri Mulyani dalam akun Instagram resmi miliknya @smiindrawati yang dikutip Selasa (8/2/2022).

Sebelumnya, Menkeu Sri Mulyani memprediksi, pertumbuhan Ekonomi Indonesia sepanjang tahun 2021 hanya akan mencapai 3,7 persen.

Baca Juga: Ekonomi Indonesia 2021 Tumbuh 3,69 Persen, Menko Airlangga: Didorong Pulihnya Sektor Industri dan Perdagangan

Hal tersebut dikatakan Sri Mulyani saat konfrensi pers Realisasi APBN 2021 di Jakarta awal Januari 2022 lalu.

"Pertumbuhan ekonomi 2021 diperkirakan tumbuh 3,7 persen. Kalau bicara range di 3,5-4 persen," kata Sri Mulyani.

Dia menuturkan, pertumbuhan ekonomi ini lebih rendah dari target APBN 2021 yang dipatok sebesar 5 persen.

Menurutnya, lebih rendahnya realisasi pertumbuhan ekonomi tahun lalu disebabkan karena pada kuartal I 2021 pertumbuhannya masih negatif.

"Nah, ini karena pada kuartal I kita masih tumbuh -0,7 persen," paparnya.

Baca Juga: Ekonomi Indonesia Tahun 2021 Tumbuh 3,69 Persen, Stimulus Anggaran PEN Dinilai Gagal Total

Lebih lanjut mantan, Direktur Bank Dunia ini mengatakan realisasi itu cukup dekat dengan proyeksi Kementerian Keuangan (Kemenkeu) pada kuartal IV-2021 adalah 5,1 persen dan keseluruhan tahun 3,7 persen.

Pemulihan ekonomi, sambung Sri Mulyani, menguat pada kuartal IV, ditopang oleh konsumsi rumah tangga, investasi, konsumsi pemerintah dan ekspor.

"Seluruh sektor: manufaktur, perdagangan, konstruksi, transport pergudangan, pertambangan, informasi/komunikasi semua mengalami perbaikan," ujarnya.

Ani memaparkan pada 2022 ini, masih ada tantangan perekonomian tetap dinamis dan harus diwaspadai.

Seperti, pandemi covid-19 terlebih varian omicron yang meningkat, lingkungan global yang semakin menantang karena tapering kebijakan moneter di Amerika Serikat (AS), kenaikan suku bunga dan inflasi tinggi di negara maju, hingga ketegangan geopolitik yang meningkat menimbulkan tambahan ketidakpastian.

"APBN uang kita akan terus menjadi instrumen penting dalam pemulihan ekonomi yang fleksibel, responsif dan akuntabel. APBN tetap secara bertahap dikonsolidasikan agar tercapai 3 tujuan penting, yakni kesehatan ekonomi, kesehatan rakyat dan kesehatan APBN," katanya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI