Suara.com - PT Pertamina Persero melalui anak usahanya PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) mencatat hingga saat ini wilayah kerja panas bumi perseroan telah memiliki kapasitas terpasang panas bumi sebesar 1.877 MW, yang terdiri dari 672 MW yang dioperasikan sendiri oleh PGE dan 1.205 melalui Kontrak Operasi Bersama.
"Kapasitas terpasang tersebut berpotensi menerangi sekitar 2,1 juta rumah," kata Direktur Utama Pertamina Geothermal Energy Ahmad Yuniarto dalam keterangan persnya, Senin (7/2/2022).
Konversi energi hijau tersebut memiliki potensi pengurangan emisi karbon sekitar 9,7 juta ton CO2e per tahun.
Yuniarto menjelaskan, PGE sendiri terus mendorong lini bisnisnya secara konsisten mengedepankan aspek keberlanjutan (sustainability) lingkungan dan berkontribusi pada pertumbuhan perekonomian nasional dan daerah serta pelaksanaan tata kelola perusahaan yang baik.
Baca Juga: PGE Terus Berkomitmen Kembangkan Panas Bumi Tanah Air
“Bisnis panas bumi merupakan bisnis yang memiliki orientasi jangka panjang dengan menghasilkan energi terbarukan yang ramah lingkungan,” katanya.
Karena itu, seiring dengan perubahan iklim global, pilihan untuk menggunakan energi bersih yang terbarukan menjadi suatu prioritas dan dalam menjaga keberlanjutannya sangat perlu untuk menerapkan prinsip atau kerangka kerja (framework) ESG.
Di level pemerintahan, sebagai bagian dari masyarakat dunia, Indonesia saat ini juga tengah bekerja keras menurunkan emisi gas kaca (GRK). Tahun lalu, Pemerintah Indonesia merevisi target pengurangan emisi gas rumah kaca-dengan upaya sendiri-yang tercantum dalam Nationally Determined Contribution (NDC) dari 26 persen menjadi 29 persen pada 2030, salah satu tumpuannya adalah di sektor energi melalui pengembangan energi baru terbarukan (EBT) termasuk di dalamnya panas bumi.
Selain itu, pengembangan keanekaragaman hayati (biodiversity) yang berkearifan lokal juga menjadi fokus PGE di setiap area operasinya, salah satu pengembangan biodiversity yang telah menjadi benchmark nasional adalah Pusat Konservasi Elang Kamojang (PKEK) di Area Kamojang, Garut, Jawa Barat.
Selain itu PGE juga melakukan konservasi bunga krisan dan kera yaki di Area Lahendong, Sulawesi Utara, dan budidaya kambing saburai di Area Ulubelu, Lampung.
Baca Juga: Inilah Alasan PLN Sebaiknya Tidak Akuisisi PGE
“Di mana bumi dipijak, di situ langit dijunjung, tumbuh bersama masyarakat dan lingkungan menjadi tema yang memperkuat komitmen perusahaan pada lingkungan dan masyarakat sekitar sekaligus sebagai bentuk dukungan dalam pencapaian tujuan Pembangunan Berkelanjutan/Sustainable Development Goals (SDGs) di Indonesia” tambah Ahmad.