Kebijakan DMO dan DPO Beri Dampak Signifikan Pada Harga Sawit, Stok Minyak Goreng Masih Langka

M Nurhadi Suara.Com
Kamis, 03 Februari 2022 | 12:29 WIB
Kebijakan DMO dan DPO Beri Dampak Signifikan Pada Harga Sawit, Stok Minyak Goreng Masih Langka
Petani sawit sedang memanen buah kelapa sawit. [dipenda.pekanbaru.go.id]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Harga sawit terpantau mulai stabil di level harga Rp3.000/kg usai sebelumnya sempat turun di level Rp1.000–Rp1.200 per kg. 

Berkaitan dengan hal ini, Ketua Umum Apkasindo, Gulat Manurung menuturkan, harga sawit yang sempat bergejolak belakangan ini terdampak kebijakan pemerintah yang ingin menerapkan kebijakan Domestic Market Obligation (DMO) dan Domestic Price Obligation (DPO) minyak goreng.

"Semalam kami rapat pengurus Apkasindo dari 22 provinsi. Saya monitor faktanya harga TBS sawit sudah membaik, tapi memang minyak goreng masih langka," kata Gulat, pada Kamis (3/2/2022).

Melansir dari Warta Ekonomi --jaringan Suara.com, data Apkasindo memperlihatkan, harga TBS sawit di Riau terpantau membaik di atas level Rp3.000 per kg. Sementara itu, harga TBS sawit di Kalimantan Barat berada di angka Rp3.304 per kg.

Baca Juga: Polisi Masih Kesulitan Membongkar Sindikat Penimbun Solar Bersubsidi di Bogor, Satu Tersangka Masih DPO

Dikabarkan sebelumnya, pemerintah melalui Kementerian Perdagangan menerapkan kebijakan DMO dan DPO minyak goreng guna menstabilkan harga dan stok bahan minyak goreng.

Dalam aturan itu, menyebut, para produsen yang melakukan ekspor minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) diwajibkan memasok 20 persen kuota ekspornya untuk kebutuhan dalam negeri.

Sementara, kebijakan DPO ditetapkan sebesar Rp9.300 per kg untuk CPO dan Rp10.300 per liter untuk Olein.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI