Suara.com - Harga emas dunia memperpanjang penurunan pada perdagangan akhir pekan lalu dan menuju arah posisi mingguan terburuk sejak November tahun lalu.
Meningkatnya ekspektasi kenaikan suku bunga AS mendorong dolar ke level tertinggi multi-bulan sehingga menekan logam kuning tersebut.
Mengutip CNBC, Senin (31/1/2022) harga emas di pasar spot turun 0,7 persen menjadi USD1.784,40 per ounce. Bahkan emas pasar spot tersebut sempat ke level terendah enam minggu di USD1.779,20 di awal sesi, menuju penurunan mingguan sekitar 2,6 persen. Sedangkan emas berjangka AS turun 0,7 persen menjadi USD1.783,10.
Harga emas tergelincir di bawah MA 100-hari dan 200-hari di sesi terakhir, setelah Federal Reserve AS menegaskan kembali rencana untuk mengakhiri pembelian obligasi era pandemi dan mengisyaratkan kenaikan suku bunga pada bulan Maret.
Baca Juga: Harga Emas Hari Ini Masih Anjlok, Antam Bertahan di Angka Rp20.000
"Situasi pasar saat ini sangat merugikan emas. Investor sepenuhnya menilai kembali ekspektasi Fed," kata Edward Moya, analis pasar senior di broker OANDA.
"Masih ada beberapa momentum penjualan emas, tetapi kami semakin dekat ke potensi terendah sekarang setelah tembus melewati USD1.800." Tambahnya.
Kenaikan suku bunga meningkatkan biaya peluang memegang emas batangan yang tidak memberikan imbal hasil.
Ekspektasi kenaikan suku bunga membuat dolar berada di jalur untuk kenaikan mingguan terbesar dalam tujuh bulan, membuat emas lebih mahal bagi pembeli luar negeri.