Suara.com - National Logistics Ecosystem (NLE) merupakan ekosistem logistik yang menyelaraskan arus lalu lintas barang (flow of goods) dengan dokumen internasional (flow of documents), sejak kedatangan sarana pengangkut (kapal atau pesawat) hingga barang keluar dari pelabuhan dan tiba di gudang.
Sistem logistik ini berorientasi pada kerja sama antar instansi pemerintah dan swasta, melalui pertukaran data, simplifikasi proses, penghapusan repetisi dan duplikasi, serta didukung oleh sistem teknologi informasi – berupa platform digital – yang mencakup seluruh proses logistik terkait dan menghubungkan sistem-sistem logistik yang telah ada.
NLE merupakan terobosan pemerintah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi nasional pasca terdampak pandemi. Bertetapkan Keputusan Presiden, pemerintah berharap para pelabuhan di Indonesia bisa menerapkan pelayanannya berbasis NLE ini.
Dan salah satu yang diharapkan pemerintah menerapkan NLE ini ialah Cikarang Dry Port, sebuah pelabuhan darat umum di Kawasan Industri Jababeka-Cikarang yang menyediakan layanan pelabuhan dan pergudangan terpadu untuk kegiatan logistik dan rantai pasok.
Baca Juga: Prakiraan Cuaca BMKG Pelabuhan Merak dan Daerah Pesisir Banten 31 Januari 2022
Laksamana TNI (Purn) Prof. Dr. Marsetio selaku Penasehat Ahli Menteri Bidang Pertahanan dan Keamanan Maritim – Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenves), dan Dr. Sahat Manaor Pangabean selaku Staf Ahli Menteri Bidang Manajemen Konektivitas – Kemenves, melakukan kunjungan kerja ke Cikarang Dry Port.
Kunjungan kerja ini bertujuan mengetahui lebih lanjut sistem dan fasilitas yang tersedia di salah satu anak usaha dari PT Jababeka Tbk ini, sekaligus mendorong percepatan implementasi National Logistics Ecosystem (NLE).
“Kami tertarik untuk mempelajari dan melihat langsung sistem yang sudah berjalan baik di Cikarang Dry Port ini, dan mengintegrasikan sistem mereka dengan National Logistics Ecosystem, lalu menjajaki untuk menduplikasi di kawasan-kawasan industri yang lain. Harapannya untuk memperbaiki logistik dan konektivitas nasional, meningkatkan daya saing industri, serta membantu pemulihan ekonomi nasional di tahun 2022 ini,” kata Dr. Sahat Manaor Pangabean dalam rapat koordinasi tersebut ditulis Senin (31/1/2022).
Cikarang Dry Port pun menyambut baik kunjungan kerja yang dihadiri berbagai pejabat dari kementerian dan lembaga bidang logistik dan kepelabuhanan ini.
“Kami menghargai kunjungan kerja bersama yang dilakukan pada hari ini. Cikarang Dry Port mendukung penuh implementasi National Logistics Ecosystem (NLE) dan siap menghubungkan sistem smart port kami sebagai sinergi kita bersama sebagai bagian dari ekosistem logistik nasional.” ujar Benny Woenardi selaku Managing Director Cikarang Dry Port, saat menyambut rombongan kunjungan kerja tersebut.
Baca Juga: Sampah Kemasan Rapid Test Antigen Mencemari Perairan Ketapang Banyuwangi
Benny menambahkan bahwa kunjungan kerja dan rapat koordinasi pada hari ini akan ditindaklanjuti dengan usulan dan integrasi sistem National Logistics Ecosystem (NLE) dengan sistem smart port yang dikembangkan oleh Cikarang Dry Port.
Sistem smart port yang dikembangkan di Cikarang Dry Port bermaksud menghubungkan para pelaku dalam ekosistem logistik dan pelabuhan agar saling terhubung yang akan mempermudah pertukaran data dan menyederhanakan sistem.
Saat ini perkembangan smart port Cikarang Dry Port telah melalui berbagai tahapan mulai dari penerapan gerbang otomatis, trucking membership, aplikasi web dan mobile, validasi online seperti e-SPPB dan e-DO, serta sistem pembayaran secara online.
Adapun dalam kunjungan kerja tersebut, turut hadir pula pejabat perwakilan dari Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, Balai Besar Karantina Pertanian Tanjung Priok, Pelindo, dan lain-lain.