Suara.com - Harga minyak dunia bergerak menguat pada perdagangan akhir pekan lalu di tengah kekhawatiran pasokan yang ketat. Harga minyak kini tembus USD90 per barel.
Mengutip CNBC, Senin (31/1/2022) minyak Brent naik 69 sen ke harga USD90,03 per barel, setelah jatuh 62 sen pada hari sebelumnya. Namun, harga Brent sempat mencapai USD91,04 di awal sesi, tertinggi sejak Oktober 2014.
Sementara minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS 21 sen lebih tinggi pada harga USD86,82 per barel, setelah turun 74 sen pada hari Kamis. WTI juga mencapai tertinggi tujuh tahun di USD88,54 di awal sesi.
Tahun ini, harga telah naik sekitar 15 persen di tengah ketegangan geopolitik antara Rusia, produsen minyak terbesar kedua di dunia dan penyedia gas alam utama ke Eropa, dan Barat atas Ukraina serta ancaman terhadap Uni Emirat Arab dari gerakan Houthi Yaman yang telah menimbulkan kekhawatiran tentang pasokan energi.
Baca Juga: Gus Muhaimin Minta Pemerintah Lanjutkan Intervensi Harga Minyak Goreng
"Saat Brent tembus level harga USD90, terlihat aksi jual tetapi investor mulai membeli lagi ketika harga turun sedikit karena mereka tetap berhati-hati terhadap kemungkinan gangguan pasokan karena meningkatnya tensi geopolitik," kata Tatsufumi Okoshi, analis dari Nomura Sekuritas.
"Pasar memperkirakan pasokan akan tetap ketat karena OPEC + terlihat mempertahankan kebijakan yang ada untuk meningkatkan produksi secara bertahap," tambahnya.
"OPEC telah berjuang untuk meningkatkan produksi sejalan dengan kenaikan kuota yang disepakati. Akibatnya, kapasitas cadangan berada pada tingkat yang mungkin tidak cukup untuk menutupi gangguan geopolitik," kata analis dari ANZ Research dalam sebuah catatan pada hari Jumat.
"Kami melihat pasar tetap defisit pada Q1 2022. Dengan kendala pasokan yang mungkin menjadi ciri pasar minyak untuk sementara waktu, kami melihat pasar menetapkan premi risiko yang cukup besar," tambah ANZ.