Suara.com - Ekonom senior Faisal Basri kembali melontarkan kritikan keras dan pedas kepada Pemerintahan Joko Widodo (Jokowi) dan Ma'ruf Amin. Kali ini Faisal menyebut bahwa proyek pembangunan tol di era Jokowi merupakan yang termahal yang pernah dibangun oleh Republik ini.
Faisal mengaku tak asal bicara terkait hal ini, dia menggunakan metode yang ia sebut Incremental Capital Output Ratio (ICOR) yang mengukur rasio efisiensi investasi. Dan hasilnya Indonesia saat ini mendapatkan nilai 6,5 padahal sebelumnya di kisaran 4 terkait efisiensi investasi.
"Sehingga untuk menambah 1 km jalan di Indonesia itu butuh suntikan modal tambahan 50 persen lebih banyak dari sebelum-sebelumnya," kata Faisal dalam webinar yang ditulis, Minggu (30/1/2022).
Tingginya angka ICOR tersebut tak lepas dari maraknya praktik Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN) di setiap proyek pembangunan tol saat ini.
"Dengan banyaknya korupsi, nepotisme, KKN menyebabkan ada kolusi tender atau penunjukan langsung, tidak ada benchmark yang menyebabkan untuk membangun 1 km jalan tol misalnya kita butuh jauh lebih banyak modal," paparnya.
Kondisi ini pun membuat dirinya khawatir dengan sejumlah proyek pembangunan infrastruktur yang saat ini akan dilakukan pemerintah, seperti halnya Ibu Kota Negara (IKN) di wilayah Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur.
"Nah di tengah kondisi korupsi yang tinggi, bangun ibu kota juga uangnya makin lebih banyak tapi hasilnya sedikit. Inilah pengertian ICOR ini sehingga proyek-proyeknya mubazir. Makin banyak proyek mubazir karena kongkalikong, perencanaannya tidak baik, di-mark up dan sebagainya dan sebagainya, negara juga yang rugi," katanya.