Dugaan 'Mafia' Kartel Manipulasi Harga Minyak Goreng, KPPU Siap Bawa ke Ranah Hukum

M Nurhadi Suara.Com
Minggu, 30 Januari 2022 | 07:30 WIB
Dugaan 'Mafia' Kartel Manipulasi Harga Minyak Goreng, KPPU Siap Bawa ke Ranah Hukum
ILUSTRASI-Pedagang menata minyak goreng kemasan di tokonya di Pasar Minggu, Jakarta, Rabu (26/1/2022). [Suara.com/Angga Budhiyanto]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kasus manipulasi stok minyak goreng yang diduga melibatkan kartel 'mafia' kenaikan harga komoditas tersebut, kini Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) tak ragu membawanya ke ranah hukum.

"Berdasarkan berbagai temuan saat ini, Komisi memutuskan pada Rapat Komisi hari Rabu kemarin bahwa permasalahan minyak goreng dilanjutkan ke ranah penegakan hukum di KPPU," kata Kepala Biro Hubungan Masyarakat dan Kerja Sama KPPU Deswin Nur dalam keterangan di Jakarta, Sabtu (29/1/2022) kemarin.

Ia melanjutkan, dalam proses penegakan hukum, fokus awal akan diberikan pada pendalaman berbagai bentuk perilaku yang berpotensi melanggar pasal-pasal tertentu di undang-undang.

 "Berbagai fakta kelangkaan, potensi penimbunan atau sinyal-sinyal harga atau perilaku di pasar akan menjadi bagian dari pendalaman. Serta turut mengidentifikasi potensi terlapor dalam permasalahan tersebut," katanya.

Baca Juga: Minyak Goreng di Pasar Tradisional Belum Stabil, Airlangga Harap Awal Februari Harga Sudah Turun Merata

Sebelumnya, KPPU melihat ada sinyal kartel dari kenaikan harga minyak goreng yang terjadi belakangan.

Salah satu alasannya yakni perusahaan-perusahaan besar di industri minyak goreng dinilai kompak untuk menaikkan harga secara bersamaan.

Merujuk pada data consentration ratio (CR) yang dihimpun KPPU pada 2019, sekitar 40 persen pangsa pasar minyak goreng dikuasai oleh empat perusahaan besar yang juga memiliki usaha perkebunan, pengolahan CPO, hingga beberapa produk turunan CPO seperti biodiesel, margarin dan minyak goreng.

"Ini perusahaan minyak goreng relatif menaikkan harga secara bersama-sama walaupun mereka masing-masing memiliki kebun sawit sendiri. Perilaku semacam ini bisa dimaknai sebagai sinyal bahwa apakah terjadi 'kartel'," kata Komisioner KPPU Ukay Karyadi beberapa waktu lalu.

Baca Juga: Harga Minyak Goreng di Makassar Rata-rata Masih 20 Ribu Per Liter

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI