Pertumbuhan ini juga diimbangi dengan kualitas aset yang mengalami perbaikan secara bank only. Per akhir 2021, rasio NPL Bank Mandiri berhasil menurun sebesar 48 bps secara YoY ke level 2,81 persen.
Meski NPL relatif menurun, perseroan tetap melakukan peningkatan rasio pencadangan atau coverage ratio sebesar 2.662 bps secara tahunan menjadi 261,5 persen.
Restrukturisasi kredit terdampak covid-19 juga terus menunjukan tren yang melandai seiring dengan momentum pertumbuhan ekonomi.
Sampai akhir Desember 2021 total restrukturisasi kredit terdampak Covid-19 (bank only) di Bank Mandiri yaitu sebesar Rp 69,7 triliun, posisi ini menurun dibandingkan kondisi akhir tahun 2020 yang mencapai Rp 93,3 triliun.
"Kami terus menjaga pembentukan pencadangan. Per akhir Desember 2021, Bank Mandiri telah membukukan biaya CKPN sebesar Rp 13,9 triliun dengan rasio NPL coverage berada di level yang memadai," kata Darmawan.
Fungsi intermediasi tersebut juga diimbangi pertumbuhan DPK yang kuat, yakni sebesar 12,8 persen YoY secara konsolidasi menjadi Rp 1.291,18 triliun lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan DPK Industri sebesar 12,2 persen YoY.