Suara.com - Para investor asing mulai kembali merajai realisasi investasi yang masuk ke tanah air sepanjang tahun 2021.
Dari catatan Kementerian Investasi penanaman modal asing (PMA) atau foreign direct investement (FDI) mencapai Rp 454 triliun, lebih tinggi dari penanaman modal dalam negeri (PMDN) yang sebesar Rp 447 triliun.
Menteri Investasi atau Kepala BKPM Bahlil Lahadalia mengatakan para investor Singapura masih menempati nomer wahid dengan nilai investasi mencapai USD 9,4 miliar atau sekitar 30,2 persen.
"Paling tinggi Singapura. Tapi saya nggak yakin ini uang Singapura semua ini. Mungkin sebagian orang Indonesia juga punya uang di situ," kata Bahlil dalam konferensi pers virtual Realisasi Investasi 2021, Kamis (27/1/2022).
Baca Juga: Makin Pede, Menteri Investasi Bahlil Lahadalia Pasang Target Investasi Rp 1.200 Triliun Tahun Ini
Bahlil beralasan, masih tingginya Singapura jadi hub para investor, karena banyak investor negara lain yang menyuntikkan investasinya ke Singapura.
Dia pun meminta agar para investor tersebut tak perlu lagi menyuntikkan dananya ke Singapura. Lebih baik langsung investasikan uangnya ke Indonesia.
"Tolong tulis di media ya, kalau bisa sekarang nggak perlu lagi lewat negara orang, langsung saja ke Indonesia. Sekarang nggak ada lagi pungli kok, langsung-langsung saja," katanya.
Kementerian Investasi atau Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat realiasi investasi di sepanjang 2021 mencapai Rp 901,02 triliun atau tembus 101 persen dari target Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang menetapkan sebesar Rp 900 triliun.
"Dari perintah Bapak Presiden kepada kami sebesar Rp 900 triliun. Alhamdulillah, saya ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah bekerja keras. Jujur ini tidak gampang," ucap Menteri Investasi Bahlil Lahadalia dalam konfrensi pers realisasi investasi 2021 secara virtual, Kamis (27/1/2022).
Baca Juga: Realisasi Investasi 2021 Capai Rp 901 Triliun, Target Jokowi Tercapai
Secara rinci, realiasi investasi tersebut tesebar dalam dua sub investasi. Pertama, penanaman modal dalam negeri (PMDN) sebesar Rp 447 triliun atau setara 49,6 persen dari total realiasi investasi.
Kedua, penanaman modal asing (PMA) atau foreign direct investement (FDI) senilai Rp 454 triliun, sama dengan 50,4 persen dari pencapaian penanaman modal tahun lalu.
Terkait dengan serapan tenaga kerja, Bahlil menyebut realiasi investasi sepanjang tahun 2021 menghasilkan serapan tenaga kerja hingga 1,2 juta orang.
Sementara terkait sebaran investasi, luar Jawa mendominasi dengan porsi mencapai Rp468 triliun atau setara 52 persen. Sementara di Pulau Jawa realiasinya mencapai Rp432 triliun atau setara 48 persen.
Sedangkan dari sektornya, nomor wahid ditempati sektor industri logam dasar, barang logam, bukan mesin dan peralatan yang mencapai Rp 117,5 triliun. Kedua, sektor perumahan kawasan industri dan perkantoran yang mencapai Rp 117,4 triliun.
Selanjutnya yang ketiga adalah sektor transportasi, gudang dan telekomunikasi dengan nilai investasi mencapai Rp 107,4 triliun, keempat adalah sektor listrik, gas dan air yang mencapai Rp 81,6 triliun dan terakhir adalah sektor pertambangan dengan serapan nilai investasi mencapai Rp 81,4 triliun.