Suara.com - Kementerian Investasi atau Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat realiasi investasi di sepanjang 2021 mencapai Rp901,02 triliun atau tembus 101 persen dari target Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang menetapkan sebesar Rp900 triliun.
"Dari perintah Bapak Presiden kepada kami sebesar Rp900 triliun. Alhamdulillah saya ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah bekerja keras. Jujur ini tidak gampang," ucap Menteri Investasi Bahlil Lahadalia dalam konfrensi pers realisasi investasi 2021 secara virtual, Kamis (27/1/2022).
Secara rinci, realiasi investasi tersebut tesebar dalam dua sub investasi. Pertama, penanaman modal dalam negeri (PMDN) sebesar Rp447 triliun atau setara 49,6 persen dari total realiasi investasi.
Kedua, penanaman modal asing (PMA) atau foreign direct investement (FDI) senilai Rp 454 triliun, sama dengan 50,4 persen dari pencapaian penanaman modal tahun lalu.
Baca Juga: 4 Saham Rekomendasi untuk Jangka Panjang, Perhatikan Masing-masing Sektor Paling Untung
"Kita harus akui bahwa foreign direct investement kita bagus, dari asing yang menyambut baik implementasi UU Cipta Kerja dan tren ini harus kita jaga," Bahlil.
"Antara PMA dan PMDN berimbang sekali, harus kita bangga bahwa global sudah mulai pulih, tapi belum total, tapi kita bisa tumbuh 10 persen dari 2020. PMDN juga bagus," tambah Bahlil.
Terkait dengan serapan tenaga kerja, Bahlil menyebut realiasi investasi sepanjang tahun 2021 menghasilkan serapan tenaga kerja hingga 1,2 juta orang.
Sementara terkait sebaran investasi, luar Jawa mendominasi dengan porsi mencapai Rp468 triliun atau setara 52 persen. Sementara di Pulau Jawa realiasinya mencapai Rp432 triliun atau setara 48 persen.
Sedangkan dari sektornya, nomer wahid ditempati sektor industri logam dasar, barang logam, bukan mesin dan peralatan yang mencapai Rp117,5 triliun. Kedua, sektor perumahan kawasan industri dan perkantoran yang mencapai Rp117,4 triliun.
Baca Juga: Saham Gorengan Adalah Investasi Harus Dihindari, Hindari Jika Tak Paham Jebakannya!
Selanjutnya yang ketiga adalah sektor transportasi, gudang dan telekomunikasi dengan nilai investasi mencapai Rp107,4 triliun, keempat adalah sektor listrik, gas dan air yang mencapai Rp81,6 triliun dan terakhir adalah sektor pertambangan dengan serapan nilai investasi mencapai Rp81,4 triliun.