Suara.com - Tidak sedikit warga salah satu kampung di Tuban yang mendadak jadi miliarder berkat proyek PT Pertamina (Persero). Hal ini lantaran mereka menjual tanahnya ke BUMN bidang energi tersebut.
Kabar miliarder dadakan ini sempat jadi perbincangan media sosial. Namun kini, uang yang diperoleh warga konon telah habis hingga mengaku menyesal karena menjual aset mereka ke Pertamina.
Salah satunya disampaikan oleh Musanam yang awalnya menjual lahan karena dibujuk rayu oleh petugas pembebasan lahan kilang berkali-kali. Pria sepuh itu akhirnya bersedia melepas tanah dan rumahnya dengan ganti untung sebesar Rp 500 juta.
"Saya mau melepas tanah dan rumah untuk kilang karena dijanjikan dipekerjakan sebagai pembersih rumput di area kilang minyak. Pekerjaan itu masih mampu saya kerjakan meskipun sekarang usia sudah 60 tahun," ujar Musanam.
Baca Juga: Setelah Jual Lahan, Warga Kampung Miliarder Tuban Merasa Dibohongi Pertamina
Namun, janji tinggal janji , tawaran pekerjaan yang dinantikan tak kunjung datang. Sementara uang ganti yang ia peroleh sudah dibelikan rumah baru, namun demikian ia kini tak lagi memiliki pendapatan.
Ia sesekali mengandalkan pendapatan dari anak menantu yang masih tinggal se rumah. Enam ekor sapi yang dimilikinya sekarang tinggal tiga ekor, karena terus menerus dijual untuk makan.
"Harapan saya tinggal ini. Setiap hari saya terus diomeli istri karena menganggur. Sapi terus menerus berkurang untuk makan sehari-hari," ujarnya, seperti dikutip dari bloktuban.com jejaring media suara.com.
Kisah Musanam jadi satu dari sekian banyak warga yang mengaku menyesal karena melepas aset mereka tanpa pertimbangan. Hal inilah yang kemudian banyak disayangkan oleh warganet.
"Pernah kita bahas, (untuk) yang beli mobil banyak. Mending pelajari investasi lain yang mungkin bisa dilakukan, gak perlu muluk-muluk yang penting uang dipakai investasi gak hanya beli barang yang harganya suatu saat turun. Tapi malah diomelin," tulis salah seorang warganet di Instagram.
Baca Juga: Malang Nian, Warga Kampung Miliarder Tuban Sekarang Menganggur, Makan Saja Susah
"Dulu banyak yang ngasih saran investasi, tapi mereka gak mau ngajarin petani untuk investasi," tulis netizen lainnya.
"Inilah pentingnya literasi keuangan," tulis akun lainnya.
"Menyesal belakangan," sebut netizen lain singkat.
Dikabarkan sebelumnya, warga di kampung miliarder sempat berunjuk rasa ke Pertamina. Mereka menuntut pekerjaan kepada perusahaan pelat merah tersebut sesuai dengan yang dijanjikan.
Warga kampung miliarder Tuban ini sempat viral ketika mereka memborong mobil setelah menerima rejeki nomplok pembayaran uang ganti untung pembebasan lahan.
Namun kondisi mereka kini menyedihkan. Musanam itu misalnya, Ia bahkan sampai susah makan sebab tak punya pekerjaan. Dirinya tak menyangka di usia senjanya sulit untuk sekedar mencukupi kebutuhan keluarganya.
Sebelum ada kilang minyak, ia hidup bahagia di rumahnya bersama istri, dua anak, dan satu cucu di atas lahan seluas 117 meter persegi.
Secara terpisah, perwakilan Pertamina, Solihin meminta waktu dua pekan untuk menyesaikan masalah rekrutmen security.
"Hari ini belum ada keputusan karena harus dikoordinasikan dulu dengan pimpinan pusat," ujarnya.
Hingga Februari 2021 lalu, sudah ada 63 KK yang pindah di lokasi lahan relokasi mandiri di Desa Wadung. Mereka berasal dari Dusun Tadahan, Ringin dan Boro.
Relokasi mandiri sendiri merupakan lahan yang dibeli sendiri oleh warga yang terkena relokasi setelah mendapatkan pembayaran dari perusahaan untuk dipergunakan sebagai lokasi pemukiman baru. Mereka juga harus membeli akses jalan sendiri.