Suara.com - Harga minyak dunia melonjak lebih dari 2 persen pada perdagangan Selasa, di tengah kekhawatiran pasokan yang ketat karena ketegangan Ukraina-Rusia yang kian memanas.
Analis mencatat harga minyak menguat meski terjadi penurunan di pasar ekuitas dan kemungkinan kenaikan suku bunga oleh Federal Reserve pada Rabu waktu setempat.
Mengutip CNBC, Rabu (26/1/2022) minyak mentah berjangka Brent, patokan internasional, ditutup melesat USD1,93 atau 2,2 persen menjadi USD88,20 per barel.
Sementara itu, patokan Amerika Serikat, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI), melambung USD2,29 atau 2,8 persen menjadi menetap di posisi USD85,60 per barel.
Baca Juga: Duh! Subsidi Minyak Goreng Rp14 ribu Per Liter, Tak Bisa Dirasakan Warga di Banjarnegara
"Risiko geopolitik mengirim harga minyak mentah lebih tinggi karena pasar minyak yang ketat, yang sudah berjuang melawan persediaan yang rendah, tampaknya rentan terhadap kekurangan dalam beberapa bulan mendatang," kata Edward Moya, analis OANDA.
Edward menjelaskan para trader energi tidak tahu bagaimana situasi di perbatasan Ukraina-Rusia yang saat ini kian panas.
Amerika Serikat dalam pembicaraan dengan negara-negara penghasil energi utama dan perusahaan di seluruh dunia mengenai kemungkinan pengalihan pasokan ke Eropa jika Rusia menginvasi Ukraina, kata pejabat senior pemerintahan Biden.
Rusia mengatakan pihaknya mencermati dengan sangat prihatin setelah Amerika Serikat menempatkan 8.500 tentara dalam siaga untuk siap dikerahkan ke Eropa jika terjadi eskalasi dalam krisis Ukraina.
Di Timur Tengah, gerakan Houthi Yaman yang bersekutu dengan Iran meluncurkan serangan rudal, Senin, ke pangkalan Uni Emirat Arab yang menampung militer Amerika. Serangan itu digagalkan oleh pencegat Patriot buatan AS, kata pejabat kedua negara.
Baca Juga: Konflik Rusia dan Ukraina Diperkirakan Memicu Kenaikan Harga Energi, Berdampak Pada Indonesia?