Suara.com - Harga emas dunia menguat pada perdagangan Senin, karena aksi jual di Wall Street yang didorong ketegangan geopolitik atas Ukraina mendukung daya tarik safe-haven tersebut.
Sementara investor bersiap untuk keputusan kenaikan suku bunga Federal Reserve (The Fed).
Mengutip CNBC, Selasa (25/1/2022) harga emas di pasar spot naik 0,4 persen menjadi USD1.840,16 per ounce, sedangkan emas berjangka Amerika Serikat ditutup meningkat 0,5 persen menjadi USD1.841,70 per ounce.
NATO mengatakan pihaknya menempatkan pasukan dalam keadaan siaga di Eropa timur sebagai tanggapan atas peningkatan militer Rusia di perbatasan Ukraina.
Baca Juga: Setelah Tambang Emas Ilegal di Sulawesi Tengah Ditutup, Apa Solusi Selanjutnya Bagi Warga?
"Kisah Ukraina positif bagi emas dan kebijakan The Fed pada akhirnya akan berkembang menjadi sedikit lebih konservatif dalam hal tapering, karena bank sentral masih meyakini banyak dari ini akan bersifat sementara," kata Ed Moya, analis OANDA.
Aksi jual di Wall Street memburuk akibat ketegangan Ukraina-Rusia dan ekspektasi bahwa The Fed akan memperketat kebijakan moneter pada laju yang jauh lebih cepat untuk menjinakkan lonjakan inflasi.
Tetapi Kepala Analis CMC Markets Inggris, Michael Hewson, mengatakan The Fed tidak mungkin memiliki dampak besar pada emas saat ini "karena pasar lebih khawatir tentang apa yang terjadi di Eropa timur," terutama mengingat kenaikan suku bunga pada Maret telah diperhitungkan.
Sementara itu harga logam lainnya perak di pasar spot merosot 1,9 persen menjadi USD23,78 per ounce dan platinum menyusut 1,1 persen menjadi USD1.017,81 per ounce, sementara paladium melambung 2 persen menjadi USD2.149,35 per ounce.
Baca Juga: Harga Emas Hari Ini, Antam Masih Merosot