Panic Buying Minyak Goreng, YLKI Anggap Pemerintah Gagal Terapkan Strategi Marketing

Senin, 24 Januari 2022 | 20:52 WIB
Panic Buying Minyak Goreng, YLKI Anggap Pemerintah Gagal Terapkan Strategi Marketing
Warga membeli minyak goreng pada operasi pasar stabilisasi harga minyak goreng di Rumah kreatif, Banyuwangi, Timur, Senin (24/1/2022). ANTARA FOTO/Budi Candra Setya
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia menilai pemerintah gagal dalam strategi pemasaran minyak goreng kemasan harga Rp14.000 per liter sehingga  membuat panic buying di banyak tempat.

Ketua Pengurus Harian YLKI Tulus Abadi menilai pemerintah juga gagal membaca perilaku konsumen saat ada bahan baku yang dijual murah.

"Dari sisi konsumen, perilaku panic buying juga merupakan fenomena yang anomali dan cenderung sikap yang egoistik, hanya mementingkan kepentingannya sendiri," ujar Tulus, Senin (24/1/2022).

Menurut keterangan Aprindo, kata Tulus, stok minyak satu harga makin menipis. Seharusnya, kata dia, pemerintah membatasi pembelian, misalnya konsumen hanya boleh membeli  satu bungkus per satu liter.

Baca Juga: Stok Minyak Goreng di Bulog Cabang Bandung Kosong

YLKI juga menduga intervensi pemerintah dlm harga minyak goreng tidak akan efektif, sebab salah strategi.

"Tidak menukik pada hulu persoalan yang sebenarnya, yakni adanya dugaan praktik kartel di pasar minyak goreng," kata Tulus.

Turunnya harga minyak goreng disambut baik oleh masyarakat. Sayangnya masyarakat melakukan panic buying akibat harga minyak goreng turun.

Warga menyerbu ritel Indomaret dan Alfamart untuk berburu minyak goreng. Beberapa peristiwa terjadi saat warga melakukan panic buying minyak goreng.

Salah satu pengguna media sosial TikTok @123_tiwi membagikan rangkuman peristiwa panic buying minyak goreng.

Baca Juga: Curhat Pedagang Pasar Modern Serpong Tangsel Dapat Ancaman Jual Minyak Goreng Rp 40 Ribu

Rekaman video TikToknya menunjukkan pintu kaca Indomaret pecah karena warga berbondong-bondong membeli minyak goreng.

Kedua, warga mengantrekan minyak goreng yang akan dibeli. Aksi tersebut dilakukan supaya tidak terjadi kerumunan ketika membayar di kasir

Ada pula siasat yang dilakukan oleh ibu-ibu demi membeli minyak goreng berulang kali. Seorang ibu berganti kerudung agar bisa membeli minyak goreng lagi.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI