Suara.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada hari ini meresmikan peletakkkan batu pertama Proyek Hilirisasi Batu Bara Menjadi Dimetil Eter (DME) atau gasifikasi batu bara di Tanjung Enim, Kabupaten Muara Enim, Sumatera Selatan.
Proyek ini diharapkan Jokowi selesai dengan tenggat waktu tepat 30 bulan dan tidak mundur lagi.
"Semua yang berkaitan dengan ini saya pastikan selesai yang sesuai disampaikan oleh Air Products & Chemical Inc yakni 30 bulan. Jangan ada mundur-mundur lagi," kata Presiden dalam sambutannya, Senin (24/1/2022).
Proyek gasifikasi batu bara ini akan dibangun oleh PT Pertamina (Persero) dan PT Bukit Asam Tbk (PTBA) yang bekerjasama dengan dan Air Products & Chemical Inc (APCI). Dimana APCI melakukan investasinya senilai Rp33 triliun dalam proyek hilirisasi ini.
Baca Juga: Bahlil: Proyek Hilirisasi Batubara Bisa Serap Ribuan Tenaga Kerja
Asal tahu saja, pemerintah berencana mengganti konsumsi gas masyarakat dari Liquified Petroleum Gas (Elpiji) menjadi Dimethyl Ether (DME).
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif menyebut akan ada konversi penggunaan Elpiji menjadi produk hilirisasi batubara berupa Dimethyl Ether (DME).
Arifin menargetkan, penggantian konsumsi dari LPG ke DME akan berlangsung pada tahun 2035.
DME sendiri adalah hasil olahan atau pemrosesan sedemikian rupa dari batubara berkalori rendah.
DME memiliki sifat layaknya elpiji meski panas yang dihasilkan sedikit lebih rendah dari elpiji.
Tujuan proyek ini mengurangi ketergantungan pada impor elpiji. Dari total konsumsi elpiji nasional, sekitar 70 persen diperoleh dari impor.
Presiden Jokowi pun cukup kesal dengan tingginya angka importasi ini, dimana kata dia negara menghabiskan anggaran sebesar Rp80 triliun.
Impornya Rp80-an triliun, itupun juga harus disubsidi untuk sampai ke masyarakat karena harganya juga sudah sangat tinggi sekali. Subsidinya antara Rp60 triliun sampai Rp70 triliun," kata Jokowi dalam sambutannya.
Padahal kata dia sumber daya alam yang melimpah, sudah menjadi modal yang cukup untuk memenuhi kebutuhan gas dalam negeri, namun sayangnya hal tersebut belum bisa dilakukan.
"Pertanyaan saya apakah ini mau kita terus-teruskan? Impor terus? Yang untung negara lain, yang terbuka lapangan kerja di negara lain padahal kita memiliki bahan baku, kita memiliki raw material-nya yaitu batu bara yang diubah menjadi DME," katanya.
Dirinya pun berharap program hilirisasi yang saat ini dilakukan pemerintah dengan memberi nilai tambah bagi setiap sumber daya alam Indonesia bisa dimanfaatkan lebih besar lagi bagi masyarakat dan perekonomian nasional.
"Ini sudah enam tahun yang lalu saya perintah, tetapi alhamdulillah hari ini meskipun dalam jangka yang panjang belum bisa dimulai, alhamdulillah hari ini bisa kita mulai groundbreaking proyek hilirisasi proyek batu bara jadi DME," ujarnya.