Keunggulan seperti ini tentu saja meniadakan kendali sistem moneter oleh bank sentral. Bagi pemegang kuasa keuangan negara seperti ini, rubel digital adalah jawaban terhadap blockchain-kripto, berharap warga beralih ke rubel wujud baru ini, yang diklaim sama efisien.
Maka tidaklah heran, beberapa hari yang lalu Bank Sentral Rusia mengusulkan larangan luas dan tegas, terhadap semua entitas yang terkait kripto, termasuk bisnis penambangan Bitcoin yang kian menjamur di wilayah utara bumi itu, pasca Tiongkok “membumihanguskan” layanan terkait kripto dan tambang kripto di dalam negeri.
Bank Sentral Rusia sendiri mulai mempertimbangkan rubel digital sebagai bentuk CBDC pada tahun 2020. Kala itu masih banyak bank di dalam negeri yang menolaknya, karena dianggap justru mengurangi nilai bisnis perbankan, pasalnya rekening bank personal sangat memungkinkan berada di sistem bank sentral, bukan di sistem bank komersial.