Suara.com - Bank Indonesia mencatat pertumbuhan kredit baru pada kuartal IV 2021 alami peningkatan dibandingkan kuartal sebelumnya. Hal ini, sesuai dengan survei perbankan Bank Indonesia.
Dalam survei itu, tercatat nilai Saldo Bersih Tertimbang permintaan kredit baru kuartal IV 2021 sebesar 87,0%, lebih tinggi dibandingkan 20,9% pada kuartal sebelumnya.
"Berdasarkan jenis penggunaan, pertumbuhan kredit baru terindikasi terjadi pada seluruh jenis kredit, terindikasi dari SBT yang tercatat positif baik pada kredit modal kerja (SBT 80,0%), kredit investasi (SBT 68,1%), maupun kredit konsumsi (SBT 84,1%)," ujar Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono, Jumat (21/1/2022).
Secara sektoral, tutur Erwin, pertumbuhan penyaluran kredit baru tertinggi terjadi pada sektor Pertambangan dan Penggalian dengan SBT sebesar 69,7%.
Baca Juga: Geng Peretas BI Target Bobol Sektor Pemerintahan dan Industri
"Diikuti oleh sektor Listrik, Gas, dan Air serta sektor Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial dengan SBT masing-masing sebesar 56,1% dan 49,0%," kata Erwin.
Erwin memperkirakan pada kuartal I 2022 kredit baru diperkirakan tumbuh melambat dibandingkan kuartal sebelumnya.
Hal ini terindikasi dari SBT prakiraan permintaan kredit baru kuartal I 2022 sebesar 52,0%, lebih rendah dibandingkan 87,0% pada kuartal sebelumnya.
Adapun, prioritas utama responden dalam penyaluran kredit baru kuartal I 2022 adalah kredit modal kerja, diikuti oleh kredit investasi dan kredit konsumsi. Pada jenis kredit konsumsi, penyaluran kredit kepemilikan rumah/apartemen masih menjadi prioritas utama, diikuti oleh penyaluran kredit multiguna dan kredit kendaraan bermotor.
"Berdasarkan sektor, penyaluran kredit baru pada triwulan I 2022 diprioritaskan pada sektor Perdagangan Besar dan Eceran, sektor Industri Pengolahan, dan sektor Perantara Keuangan," kata Erwin.
Baca Juga: Awas Kejahatan Siber, Pembobol Data Bank Indonesia Incar Sektor Industri