Jokowi Ancam Bakal Stop Ekspor Barang Mentah, Mulai Emas Hingga Tembaga

Kamis, 20 Januari 2022 | 13:57 WIB
Jokowi Ancam Bakal Stop Ekspor Barang Mentah, Mulai Emas Hingga Tembaga
Tangkapan Presiden Jokowi menyampaikan pernyataan mengenai vaksinasi Covid-19 dosis ketiga di Jakarta, Selasa (11/1/2022). [Dok.Antara]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengancam akan menutup kran ekspor sumber daya alam Indonesia yang masih dalam bentuk bahan mentah. Hal ini demi melakukan reformasi industri hilirisasi ekspor barang tambang.

"Hilirisasi mineral dan ekspor barang-barang olahan hasil tambang akan terus kita tingkatkan dan bolak-balik saya sampaikan setelah nikel akan kita stop bauksit akan kita stop, tembaga akan kita stop untuk tidak di ekspor, timah akan kita stop, emas akan kita stop untuk tidak diekspor dalam bentuk raw material atau bahan mentah," kata Jokowi dalam acara Pertemuan Tahunan Industri Jasa Keuangan (PTIJK), Kamis (20/1/2022).

Tak hanya itu kata Jokowi Pemerintah juga akan melakukan reformasi pembangunan berbagai kawasan industri dan kawasan ekonomi khusus yang akan terus ditambah jumlahnya, demi meningkatkan nilai tambah bagi ekonomi nasional.

"Kita tingkatkan dan diharapkan dapat menjadi sumber pertumbuhan baru, meningkatkan ekspor manufaktur dan menciptakan nilai tambah bagi perekonomian kita," katanya.

Selain itu, kebijakan reformasi struktural juga akan terus dilanjutkan dengan berfokus pada pembangunan ekonomi berbasis enviromental sosial dan governance serta terus mendorong transformasi teknologi dan digitalisasi dalam upaya mencapai pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan pun mengungkapkan bahwa target tersebut sangatlah krusial dan perlu untuk kerja keras untuk mencapainya.

"Target ini krusial," kata Luhut dalam acara 'Market Outlook 2022: Gaining From Global Disorder' Rabu (12/1/2022).

Krusialnya kata Luhut karena Indonesia tidak akan selamanya mengandalkan bonus demografi, dia tidak ingin Indonesia mengalami 'growing old before growing rich'.

"Karena hal yang dapat mendorong pertumbuhan ekonomi adalah peningkatan nilai tambah atau kompleksitas produk ekspor," kata Luhut.

Baca Juga: Jokowi: 2022 Jadi Tahun Yang Tepat Untuk Pemulihan Ekonomi, Tapi Harus Tetap Waspada

Dia bilang berpuluh-puluh tahun Indonesia sangat nyaman hanya mengandalkan ekspor komoditas murah yang tidak memiliki nilai tambah, sumber daya alam di keruk habis tapi manfaat untuk negara dan masyarakat sangat sedikit.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI