Suara.com - Harga minyak dunia meroket ke level tertinggi sejak 2014 pada perdagangan Selasa, karena investor khawatir tentang kemungkinan gangguan pasokan setelah serangan di Timur Tengah menambah prospek yang sudah ketat.
Mengutip CNBC, Rabu (19/1/2022) harga minyak mentah berjangka Brent, patokan internasional, ditutup melonjak USD1,03 atau 1,2 persen menjadi USD87,51 per barel.
Sementara itu, patokan Amerika Serikat, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI), melesat USD1,61 atau 1,9 persen menjadi menetap di posisi USD85,43 per barel.
Kedua tolok ukur tersebut menyentuh level tertinggi sejak Oktober 2014.
Baca Juga: Minyak Goreng Rp 14 Ribu Berlaku Hari Ini, di Pasar Tradisional Butuh Waktu Satu Minggu
Kekhawatiran pasokan meningkat minggu ini setelah kelompok Houthi Yaman menyerang Uni Emirat Arab, meningkatkan permusuhan antara kelompok yang berpihak pada Iran itu, dan koalisi yang dipimpin Arab Saudi.
Setelah meluncurkan serangan drone dan rudal yang memicu ledakan di truk bahan bakar dan menewaskan tiga orang, gerakan Houthi memperingatkan bahwa mereka dapat menargetkan lebih banyak fasilitas, sementara UEA mengatakan mereka berhak untuk menanggapi serangan teroris tersebut.
Serangan terhadap sekutu Amerika Serikat itu membawa perang antara kelompok Houthi dan koalisi yang dipimpin Saudi ke tingkat yang baru, dan dapat menghambat upaya untuk menahan ketegangan regional ketika Washington dan Teheran berupaya menyelamatkan kesepakatan nuklir.
"Kerusakan pada fasilitas minyak UEA di Abu Dhabi tidak signifikan, tetapi menimbulkan pertanyaan tentang gangguan pasokan yang lebih banyak lagi di kawasan itu pada tahun ini," kata analis Rystad Energy, Louise Dickson.
"Serangan tersebut meningkatkan risiko geopolitik di kawasan itu dan mungkin mengisyaratkan kesepakatan nuklir Iran-AS semakin jauh untuk masa mendatang, yang berarti barel minyak Iran tertahan, meningkatkan permintaan untuk minyak mentah kelas serupa yang berasal dari tempat lain." Tambahnya.
Baca Juga: Pemerintah Turunkan Harga Minyak Goreng, DIY Siapkan 24 Ton untuk Operasi Pasar
Perusahaan minyak UEA ADNOC mengatakan telah mengaktifkan rencana kesinambungan bisnis untuk memastikan pasokan produk tidak terputus ke pelanggan lokal dan internasional setelah insiden di depot bahan bakar Mussafah.
Juga menambah tekanan geopolitik adalah meningkatnya ketegangan antara Ukraina dan anggota OPEC Plus, Rusia.
Kekhawatiran pasokan muncul karena beberapa produsen dalam tubuh Organisasi Negara Eksportir Minyak (OPEC) berjuang untuk memompa pada kapasitas yang diizinkan, berdasarkan perjanjian dengan Rusia dan sekutunya, yang dikenal sebagai OPEC Plus, untuk menambah 400.000 barel per hari setiap bulan.