Suara.com - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) terus berupaya mengatasi kekurangan perumahan (backlog), khususnya bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) melalui Program Sejuta Rumah. Program ini dicanangkan Presiden Joko Widodo sejak 2015.
Pada TA 2021, Program Sejuta Rumah berhasil membangun 1.105.707 unit rumah di seluruh Indonesia. Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono mengatakan, Program Sejuta Rumah terus dilaksanakan agar setiap warga negara Indonesia dapat memiliki dan tinggal di rumah yang layak huni.
Terlebih di masa pandemi Covid-19, rumah menjadi salah satu hal penting bagi masyarakat agar bisa terhindar dari penularan virus.
“Program Sejuta Rumah akan tetap dilanjutkan, karena rumah merupakan salah satu kebutuhan pokok masyarakat yang harus dipenuhi,” ujar Menteri Basuki.
Baca Juga: Jalan Lintas Kalianda-Way Muli Amblas, Dinas PUPR Janjikan Perbaikan
Direktur Jenderal Perumahan Kementerian PUPR, Iwan Suprijanto mengatakan, Program Sejuta Rumah merupakan gerakan percepatan dan kolaborasi antara pemerintah dengan para pelaku pembangunan perumahan dalam menyediakan hunian yang layak bagi masyarakat Indonesia.
“Capaian Program Sejuta Rumah per tanggal 31 Desember 2021berhasil mencapai angka 1.105.707 unit rumah di seluruh Indonesia. Capaian tersebut tentunya tidak lepas dari dukungan berbagai pemangku kepentingan bidang perumahan atau stakeholder perumahan, misalnya dari para pengembang perumahan, kalangan perbankan, sektor swasta, serta masyarakat di seluruh wilayah Indonesia,” kata Iwan di Jakarta, Selasa (18/1/2022).
Menurutnya, capaian Program Sejuta Rumah tahun 2021 tersebut terdiri dari 826.500 unit MBR dan 279.207 unit rumah non MBR., yang terdiri dari hasil pembangunan rumah yang dilaksanakan oleh Kementerian PUPR sebanyak 341.868 unit, kementerian/lembaga lainnya 3.080 unit, pemerintah daerah 43.933 unit, pengembang perumahan 419.745 unit, CSR Perumahan 2.270 unit dan masyarakat 15.604 unit.
“Sedangkan rumah untuk non MBR berasal dari hasil pembangunan rumah yang dilaksanakan oleh pengembang perumahan sebanyak 244.010 unit dan masyarakat sebanyak 35.197 unit. Program Sejuta Rumah merupakan wujud nyata perhatian pemerintah terhadap pembangunan rumah untuk masyarakat Indonesia. Prosentase rumah MBR adalah 75 persen dan sisanya 25 persen merupakan rumah non MBR. Kami harap, hasil pembangunan rumah ini bisa dirasakan manfaatnya oleh masyarakat sekaligus mengurangi angka backlog perumahan di Indonesia,” ujar Iwan.
Sejak dicanangkan mulai tahun 2015 hingga saat ini, jumlah hasil pembangunan rumah di Indonesia terus meningkat. Kementerian PUPR melalui Direktorat Jenderal Perumahan mencatat angka capaian Program Sejuta Rumah pada tahun 2015 sebanyak 699.700 unit, tahun 2016 sebanyak 805.169 unit, tahun 2017 sebanyak 904.758 unit. Selanjutnya di tahun 2018, Program Sejuta Rumah mencapai 1.132.621 unit, tahun 2019 mencapai 1.257.852 unit dan tahun 2020, saat pandemi Covid-19 melanda jumlahnya 965.217 unit rumah.
Baca Juga: Atasi Banjir di Kota Pekalongan, PUPR Gelontorkan Rp1,24 Triliun untuk Normalisasi Sungai Kalibanger
Ia berharap, Program Sejuta Rumah dapat menggerakkan perekonomian masyarakat di tengah pandemi. Sektor properti dapat menjadi salah satu leading sector, karena memiliki multiplier effect yang besar dalam menggerakan lebih dari 140 industri seperti material bahan bangunan, genteng, semen, paku, besi, kayu, dan lainnya, sehingga akan mempengaruhi produktivitas masyarakat.
Rumah yang layak huni, baik dari sisi kontruksi bangunan dan penataan lingkungan melalui Program Sejuta Rumah juga diharapkan dapat menjaga kesehatan masyarakat.
Selama pandemi, Kementerian PUPR menyiapkan pedoman bagi para pekerja untuk melaksanakan pekerjaan pembangunan di lapangan sesuai dengan protokol kesehatan seperti menggunakan masker, menjaga jarak dan menghindari kerumunan. Hal ini diatur dalam Inmen PUPR No 02/IN/M/2020 tentang Protokol Pencegahan Penyebaran Covid-19 dalam Penyelenggaraan Jasa Konstruksi.