Sehingga, hal tersebut bisa menjadi kabar baik, yang bisa menjadi sinyal emas akan kuat menahan kenaikan suku bunga dan melaju di tahun ini. Inflasi yang tinggi menjadi salah satu faktor yang mendukung hal tersebut. Jika prediksi kenaikan emas dunia tersebut jitu, maka harga emas ANTAM juga akan terkerek naik.
Jadi intinya, pada 2022, emas masih menarik meskipun secara global terdapat berbagai tekanan baik dari tapering AS dan juga kenaikan suku bunga.
"Melihat adanya kemungkinan The Fed menaikkan suku bunga 2-3 kali. Untuk 2022, emas masih terlihat akan terus menarik, karena sifat emas yang merupakan aset berisiko kecil dan juga sebagai alternatif investasi," ujarnya.
Menurut dia, di 2022, harapan pasar terhadap The Fed terlihat cukup tinggi, dengan penyelesaian stimulus akan berjalan lebih cepat ditambah dengan perubahan suku bunga hingga 3 kali sampai akhir tahun 2022.
Adanya kenaikan suku bunga ini, biasanya akan membuat obligasi menjadi menarik karena memberikan kupon yang lebih baik dibandingkan emas.
"Dengan demikian, untuk aset emas, pergerakan harganya akan menjadi lebih menarik baik bagi para pencari harga emas murah maupun bagi para pelaku pasar yang memanfaatkan fluktuasi harga," jelas dia.
Dia menambahkan, harga emas menurun di sepanjang tahun 2021 karena ekonomi global mulai pulih. Bahkan, beberapa negera mulai bangkit dari keterpurukan dampak pandemi Covid-19. Alhasil, peran emas sebagai aset safe haven jadi tersingkirkan dan pelaku pasar beralih pada aset berisiko.
Pemulihan ekonomi global juga memicu kenaikan suku bunga acuan yang membuat imbal hasil obligasi naik.
"Kenaikan suku bunga menjadi isu negatif bagi emas yang merupakan aset tanpa memberikan bunga," kata dia.
Baca Juga: Harga Emas Hari Ini 14 Januari, Antam Turun Rp2000
Di satu sisi, pemulihan ekonomi bisa menimbulkan inflasi dan emas cocok sebagai aset lindung nilai dari inflasi. Alhasil pelemahan harga emas berpotensi tertahan.