Investasi Emas Antam di 2022 Tetap Kompetitif

Iwan Supriyatna Suara.Com
Jum'at, 14 Januari 2022 | 14:43 WIB
Investasi Emas Antam di 2022 Tetap Kompetitif
Emas Antam. (Foto: Antaranews.com)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Investasi emas Antam akan tetap menarik dari sisi investasi. Walaupun dalam perjalanannya nanti akan ada batu sandungan kenaikan suku bunga Bank Sentral Amerika Serikat dan pemulihan ekonomi dunia seiring melandainya badai pandemi covid.

Kenaikan suku bunga Bank Sentral Amerika Serikat dan pemulihan ekonomi dunia akan membuat harga emas tertahan. Itu hal biasa, karena harga emas di Indonesia ditentukan oleh harga emas Bank Dunia dan dipengaruhi oleh suku bunga Amerika Serikat sebagai negara adi daya.

Tapi untuk investasi emas ANTAM sendiri tetap akan menarik, karena nama besar dan brand. Terlebih lagi mengawali tahun 2022, harga emas batangan produksi PT Aneka Tambang (Antam) Tbk atau yang dikenal dengan emas Antam mengalami kenaikan yang cukup tajam.

Diakui, bahwa sepanjang 2021 harga emas Antam mengalami pelemahan mengikuti emas dunia, tetapi di tahun ini investor ritel optimistis emas akan kembali melesat terutama emas ANTAM.

Baca Juga: Harga Emas Hari Ini 14 Januari, Antam Turun Rp2000

Melansir data dari situs resmi milik PT Antam, logammulia.com, harga emas batangan naik Rp 7.000/gram. Emas dengan berat 1 gram dijual Rp 945.000/batang, secara persentase naik 0,75%.

Demikian dikatakan Analis Pasar Ariston Chendra di Jakarta, Jumat (14/1/2022).

Dari data tercatat, PT Antam menjual emas mulai ukuran 0,5 gram hingga 1.000 gram. Harga jual tersebut belum termasuk pajak 0,9% bagi pembelian tanpa menggunakan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), dan 0,45% dengan NPWP.

Menurut Ariston, banyak bank memproyeksikan harga emas dunia akan berada di kisaran US$ 1.800/troy ons hingga US$ 2.000/troy ons di tahun ini. Faktor utama yang menggerakkan emas masih suku bunga di Amerika Serikat (AS).

Yang menarik kata dia, emas masih tetap menguat dalam dua hari perdagangan terakhir meski bank sentral AS (The Fed) diperkirakan akan menaikkan suku bunga di bulan Maret 2022.

Baca Juga: Ayo Beli! Harga Emas Antam Turun Jelang Akhir Pekan, Ini Daftarnya

Kenaikan suku bunga bisa memberikan dampak negatif terhadap emas, tetapi spekulasi kenaikan di kurang dari 3 bulan ke depan belum mampu membuat harga emas rontok.

Sehingga, hal tersebut bisa menjadi kabar baik, yang bisa menjadi sinyal emas akan kuat menahan kenaikan suku bunga dan melaju di tahun ini. Inflasi yang tinggi menjadi salah satu faktor yang mendukung hal tersebut. Jika prediksi kenaikan emas dunia tersebut jitu, maka harga emas ANTAM juga akan terkerek naik.

Jadi intinya, pada 2022, emas masih menarik meskipun secara global terdapat berbagai tekanan baik dari tapering AS dan juga kenaikan suku bunga.

"Melihat adanya kemungkinan The Fed menaikkan suku bunga 2-3 kali. Untuk 2022, emas masih terlihat akan terus menarik, karena sifat emas yang merupakan aset berisiko kecil dan juga sebagai alternatif investasi," ujarnya.

Menurut dia, di 2022, harapan pasar terhadap The Fed terlihat cukup tinggi, dengan penyelesaian stimulus akan berjalan lebih cepat ditambah dengan perubahan suku bunga hingga 3 kali sampai akhir tahun 2022.

Adanya kenaikan suku bunga ini, biasanya akan membuat obligasi menjadi menarik karena memberikan kupon yang lebih baik dibandingkan emas.

"Dengan demikian, untuk aset emas, pergerakan harganya akan menjadi lebih menarik baik bagi para pencari harga emas murah maupun bagi para pelaku pasar yang memanfaatkan fluktuasi harga," jelas dia.

Dia menambahkan, harga emas menurun di sepanjang tahun 2021 karena ekonomi global mulai pulih. Bahkan, beberapa negera mulai bangkit dari keterpurukan dampak pandemi Covid-19. Alhasil, peran emas sebagai aset safe haven jadi tersingkirkan dan pelaku pasar beralih pada aset berisiko.

Pemulihan ekonomi global juga memicu kenaikan suku bunga acuan yang membuat imbal hasil obligasi naik.

"Kenaikan suku bunga menjadi isu negatif bagi emas yang merupakan aset tanpa memberikan bunga," kata dia.

Di satu sisi, pemulihan ekonomi bisa menimbulkan inflasi dan emas cocok sebagai aset lindung nilai dari inflasi. Alhasil pelemahan harga emas berpotensi tertahan.

Apalagi, masih ada ketidakpastian dari berbagai varian baru Covid-19. Jika harga emas menguat, tidak akan setinggi seperti di 2020.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI