Suara.com - Membangun usaha dari nol bagi sebagian orang dianggap lebih mudah dibandingkan dengan mempertahankan sebuah bisnis yang sudah dirintis sejak lama.
Namun, dengan ketelatenan dan kesabaran hal itu bisa dihadapi Gusnawati. Pelaku usaha Gado-gado ulek di Jalan Batua Raya, makassar.
Usaha yang tiap hari tak pernah sepi ini kini memiliki omzet hingga Rp2 juta per hari. Meski sudah diberkahi dengan langganan ribuan orang ia tetap telaten dengan cara memasak yang sama.
Seperti kebanyakan usaha, Gusnawati tidak langsung sukses dengan bisnis yang yang bangun. Berbagai lini usaha pernah ia coba mulai dari sate, batagor hingga es cendol. Namun tidak ada satupun yang berhasil.
Baca Juga: Inilah Kunci Sukses Bisnis Rasulullah Saw, Generasi Muda Harus Tahu!
Hingga akhirnya pada Gusnawati merintis usaha gado-gado pada 2019 silam hingga kini dikenali banyak orang.
“Itu saya jualan sate dari 2012. Awalnya bagus tapi semakin lama persaingan makin banyak, pada akhirnya omzetnya tidak diharapkan lagi,” ujar Gusnawati.
Gusnawati mencoba peruntungan dengan menjual gado-gado usai gagal jualan sate. Enam bulan merintis, ia mengaku pernah hanya dapat omzet Rp20 ribu saja sebelum perlahan naik hingga Rp90 ribu.
Berkat usaha yang ia bangun dari nol itu, kini berencana membeli rumah, sebab saat ini ia masih tinggal bersama keluarganya di rumah kontrakan.
“Alhamdulillah ada rezeki saya rencana membeli rumah tapi lihat-lihat dulu mana yang cocok,” kata dia.
Baca Juga: Mau Berwirausaha? Begini Cara Memulai Bisnis Dengan Modal Rp 1 Juta
Sembari sesekali melayani pelanggan, Gusnawati menunjukkan kepada kami tentang ide uniknya yang berbeda dengan kebanyakan penjual gado-gado di kota itu.
Penjual gado-gado kebanyakan memakai saus kacang yang sudah diblender halus. Ia yang merasa 'ada yang kurang' dari hidangan itu lantas memilih untuk menggunakan metode lawas yakni memakai saus kacang yang diuleg.
Salah satu ide miliknya itu membuat gado-gado buatannya disukai banyak orang hingga viral. Meski telah terkenal, Gado-gado Ulek Batua Raya memilih untuk tetap setia menggunakan metode tradisional yang dianggap mampu memberi cita rasa unik.
Ia juga tidak menaikkan harga gado-gado yang dijualnya, yakni dengan harga Rp10 ribu saja. Ia senantiasa membuka warungnya dari jam 10 pag hingga 10 malam.
“Saya memulai ini dari modal Rp500 ribu, Alhamdulillah, kini terjual sampai 150 bungkus per harinya. Untuk sekarang saya hanya ingin menjaga kualitas rasa dan pelayanan untuk pelanggan tetap bagus, berharap semoga makin berkembang,” kata dia.