Suara.com - Memulai bisnis tanpa modal adalah hal yang sangat sulit, bahkan mustahil dilakukan. Namun, kemustahilan itu tidak berlaku bagi Owner Halal Fresh Makassar, Aisyah Ummu Qirana.
Ia berhasil membangun usaha sayuran segar dan sehat dengan metode penjualan Pre-Order (PO), yakni bisnis yang berjalan dengan kesepakatan bersama konsumen, lebih jelasnya mereka membayar terlebih dahulu di awal, setelah itu barang datang beberapa waktu kemudian sesuai dengan perjanjian.
Aisyah memulai usaha sayur hidroponik pada awal tahun 2019 lalu dengan sistem PO. Meski dengan perencanaan yang matang, usahanya itu sempat tutup bahkan terancam bangkrut akibat pandemi COVID-19.
“Awalnya 2019 saya hanya menjual sayur hidroponik seperti selada, setelah itu banyak pelanggan yang bertanya varian sayur lain, itu awal pandemi orang lagi tidak keluar rumah, kebanyakan online mulai berkembang,” ujar dia.
Baca Juga: Positif! Varian Omicron Sudah Masuk China, 2 Warga Tianjin Terpapar
Wabah virus corona semakin membuat orang tidak mau keluar rumah. Selain larangan dari pemerintah, ledakan kasus pada tahun 2020 membuat banyak pihak memilih berdiam diri.
Namun, kebutuhan pokok harus tetap terpenuhi. Hal inilah yang membuat orang-orang mulai melirik layanan daring. Beberapa sudah pesan ke pasar tradisional, namun tidak menemukan sayuran terkait.
“Seperti paprika, kol ungu, seledri batang, kale, baby corn, pakcoy, daun mint, daun parsley, daun ketumbar, dan lainnya,” ujar Aisyah.
Melihat peluang ini, Aisyah mulai mengembangkan berbagai jenis sayur dan menyiapkannya di penyimpanan agar berumur lebih panjang.
Ia juga menyediakan layanan secara online. Aisyah memanfaatkan toko kelontong lawas milik orang tuanya untuk digunakan sebagai 'showcase' dagangannya.
Baca Juga: Otoritas Kesehatan Brasil Desak Presiden Jair Bolsonaro Tarik Ucapan "Maniak Vaksin"
Toko yang kemudian dinamai Halal Fresh ini kini sudah memiliki tiga showcase besar yang memanjakan mata calon pembeli.
Aisyah tidak mau berhenti untuk terus berinovasi, namun tidak hanya itu saja. Ia juga ingin turut berperan memberdayakan lingkungan di sekitarnya.
Ia lantas menjalin kerja sama dengan petani lokal dan pemilik lahan kebun yang digunakan untuk menanam beragam sayur varian yang memang jarang ditemukan.
“Kami memiliki kebun hidroponik sendiri, tapi belum bisa mencakup semua permintaan customer, jadi kita bangun kerja sama dengan kebun-kebun yang ada di Sulawesi seperti Palu, Maros, Parepare, Bulukumba, Enrekang, Malino, dan Jeneponto,” kata dia, dalam wawancara bentuk kerja sama Suara.com dan Forbiz ini.
Tidak hanya sayuran saja, toko yang dibangun oleh sosok berusia 32 tahun itu kini juga menyediakan buah-buahan segar dan bumbu organik untuk salad serta rempah herbal.