Suara.com - Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi terus mengupayakan pengembangan angkutan kargo dan pemeliharaan pesawat/maintenance, tepair, overhaul (MRO) di Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati.
Menurut Menhub, Bandara Kertajati akan terus disiapkan untuk menjadi pusat kegiatan logistik dan pemeliharaan pesawat, selain menjadi tempat embarkasi dan debarkasi haji dan umrah.
“Kita harus gencar menyosialisasikan barang-barang apa saja yang bisa dikirim lewat Bandara Kertajati dan juga keunggulan biaya yang lebih efisien,” kata Budi Karya, Minggu (9/1/2021).
Dalam kesempatan lawatan ke Bandara tersebut, Menhub menggelar pertemuan dengan sejumlah pihak yaitu dengan BIJB, Angkasa Pura II, Airnav, Garuda Maintenance Facilities (GMF), dan jajaran Ditjen Perhubungan Udara Kemenhub.
Ia mendorong pengelola Bandara Kertajati untuk berkomunikasi dengan para perusahaan kargo internasional misalnya dari Dubai, Hongkong, dan negara lainnya, agar pergerakan angkutan kargo terus meningkat.
“Perlu dilakukan presentasi ke Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) untuk memperkenalkan Bandara Kertajati kepada calon investor yang memiliki sejumlah keunggulan, salah satunya mampu didarati pesawat wide body. Kita juga perlu memetakan potensi investasi di sekitar bandara ini,” ujarnya.
Terkait optimalisasi pemanfaatan fasilitas pemeliharaan pesawat (MRO), Menhub mengajak pengelola Bandara Kertajati untuk berkomunikasi dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Pemerintah Daerah, dan instansi terkait lainnya.
“Bandara Kertajati bisa digunakan untuk pemeliharaan pesawat pemerintah,” tutur Menhub.
Pada kesempatan yang sama Dirut BIJB Kertajati Muhammad Singgih mengatakan, pihaknya tengah menyiapkan Bandara Kertajati sebagai kawasan terintegrasi/pusat pemeliharaan pesawat (AMO Center).
Baca Juga: Indah Logistik Cargo Perkuat Layanan Sekilo Siap Kirim dengan COD
"Potensi pasar pemeliharaan pesawat masih besar karena sekitar 46 persen dari pesawat Indonesia masih melakukan pemeliharaan pesawat di luar negeri," kata Muhammad Singgih.