Persaingan Makin Ketat, Tantangan Industri Semen Makin Berat

Jum'at, 07 Januari 2022 | 23:55 WIB
Persaingan Makin Ketat, Tantangan Industri Semen Makin Berat
Suasana aktivitas pekerja di Pabrik Semen Gresik, Tuban, Jawa Timur, Senin (28/3).
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Direktur Utama PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SIG) Donny Arsal mengatakan bahwa industri semen kedepannya akan semakin berat karena persaingan yang semakin ketat.

"Kebersamaan menjadi kekuatan dalam menghadapi tantangan industri semen kedepan yang akan semakin berat," kata Donny Arsal dalam keterangan tertulis saat perayaan ulang tahun SIG ke-9 Jumat (7/1/2022).

Menurut dia, peta persaingan industri semen saat ini semakin ketat dengan munculnya beberapa pemain baru. Apalagi kondisi over supply semakin mempertajam tingkat kompetisi di market.

Untuk mensiasati itu emiten dengan kode saham SMGR ini telah mencanangkan strategic bussiness priority dengan inisiatif. Salah satunya peningkatan operational excellence serta melakukan optimalisasi supply chain.

Baca Juga: Produsen Semen BUMN Klaim Kurangi Emisi Gas Rumah Kaca 14 Persen

"Apalagi kondisi over supply semakin mempertajam tingkat kompetisi di market," katanya.

Sementara itu, Menteri BUMN, Erick Thohir mengatakan sebagai salah satu BUMN semen terbesar di Asia Tenggara yang memiliki kontribusi besar bagi masyarakat dan Indonesia, dirinya berharap SIG dapat bertransformasi menjadi BUMN kelas dunia.

"Melalui Inovasi, produk dan layanan serta inovai teknologi dan digital untuk meningkatkan daya saing secara global, hal ini sesuai dengan tagline-nya Go Beyond Next," katanya.

"Saya ucapkan selamat ulang tahun ke-9 SIG, teruslah berkembang dan berinovasi, meningkatkan prestasi untuk memberikan yang terbaik bagi masyarakat dan bangsa Indonesia yang kita cintai," pungkas Erick Thohir.

Hingga kuartal III 2021, SMGR membukukan laba bersih senilai Rp 1,38 triliun per kuartal III-2021. Jumlah ini menurun 9,9 persen dari laba bersih periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 1,54 triliun.

Baca Juga: Peringati HUT ke-8, Semen Gresik Gelar Sujud Syukur dan Santuni Anak Yatim

Penurunan laba bersih ini bersamaan dengan menurunnya pendapatan SMGR. Emiten produsen semen Gresik ini membukukan pendapatan senilai Rp 25,33 triliun atau menurun 1,13 persen dari pendapatan SMGR di tahun lalu sebesar Rp 25,62 triliun.

Secara rinci, pendapatan SMGR didominasi oleh penjualan semen, yakni mencapai Rp 20,50 triliun. Disusul penjualan terak senilai Rp 2,68 triliun, penjualan kantong semen senilai Rp 1,16 triliun, dan pendapatan lain-lain senilai Rp 845 miliar.

Bersamaan, sejumlah beban emiten pelat merah ini turut naik sepanjang Januari-September 2021. Beban pokok pendapatan misalnya, naik 2,82 persen menjadi Rp 17,88 triliun dari sebelumnya Rp 17,39 triliun.

Salah satu komponen yang naik adalah beban bahan bakar dan energi yang naik 3,82 persen dari Rp 5,74 triliun menjadi Rp 5,96 triliun.

Meski demikian, SMGR berhasil menurunkan sejumlah bebannya. Misal beban penjualan yang menurun 6 persen menjadi Rp 1,97 triliun. Beban umum dan administrasi menurun 3,61 persen menjadi Rp 2,13 triliun.

SMGR juga berhasil membukukan Pendapatan operasi lainnya senilai Rp 37,05 miliar, salah satunya akibat adanya Keuntungan selisih kurs senilai Rp 18,18 miliar.

Berdasarkan data Asosiasi Semen Indonesia (ASI), penjualan industri semen nasional mencapai 72 juta ton pada 2020. Penjualan semen turun 5,4 persen dari 76,1 juta ton pada 2019.

Penurunan penjualan semen pada tahun lalu salah satunya disebabkan oleh penurunan daya beli masyarakat seiring menurunnya kondisi ekonomi akibat pandemi Covid-19. Selain itu, sebagain besar proyek-proyek properti dan infrastruktur, baik yang dikembangkan oleh Pemerintah maupun Swasta mengalami perlambatan bahkan penundaan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI