Suara.com - Harga minyak dunia melesat ke level USD80 per barel pada perdagangan Selasa, karena OPEC Plus sepakat untuk tetap dengan rencana kenaikannya untuk Februari berdasarkan indikasi bahwa varian Omicron virus korona hanya akan berdampak ringan terhadap permintaan.
Mengutip CNBC, Rabu (5/1/2022) minyak mentah berjangka Brent, patokan internasional, ditutup melonjak USD1,02 atau 1,3 persen menjadi USD80 per barel, hampir kembali ke level pada 26 November ketika laporan varian baru tersebut pertama kali muncul, memicu kejatuhan harga lebih dari 10 persen pada hari itu.
Sementara itu, patokan Amerika Serikat, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI), melesat 91 sen, atau 1,2 persen menjadi USD76,99 per barel.
"Pasar minyak bullish hari ini sebagai hasil optimisme yang bersumber dari pertemuan bulanan OPEC Plus, yang membantu harga minyak diperdagangkan lebih tinggi," kata Kepala Pasar Minyak Rystad Energy, Bjornar Tonhaugen.
Baca Juga: Pedagang Pasar Sebut Tren Naiknya Harga Minyak Goreng Hingga Pekan Pertama Januari
OPEC Plus, yang terdiri dari Organisasi Negara Eksportir Minyak dan sekutunya, setuju untuk tetap pada rencana peningkatan produksi sebesar 400.000 barel per hari (bph) pada Februari.
Keputusan tersebut mencerminkan meredanya kekhawatiran atas surplus besar pada kuartal pertama, serta keinginan untuk memberikan panduan yang konsisten ke pasar.
Stok minyak mentah di Amerika Serikat, konsumen utama dunia, diperkirakan turun selama enam pekan berturut-turut, berdasarkan ekspektasi sejumlah analis yang disurvei Reuters , menjelang data industri mingguan yang akan dirilis Selasa, diikuti laporan pemerintah pada Rabu.
Gedung Putih menyambut baik keputusan OPEC Plus untuk melanjutkan peningkatan produksi yang akan membantu memfasilitasi pemulihan ekonomi.
"Tampaknya pasar berspekulasi bahwa Omicron adalah awal dari akhir Covid-19," kata Scott Shelton, spesialis energi di United ICAP.
Baca Juga: Pemerintah Jaga Harga Minyak Goreng di Kisaran Rp 14.000 per Liter
Di Inggris, orang yang dirawat di rumah sakit dengan Covid-19 umumnya menunjukkan gejala yang tidak terlalu parah daripada sebelumnya.
Sementara di Prancis, Menteri Keuangan mengatakan beberapa sektor terganggu oleh lonjakan varian Omicron yang menyebar cepat, tetapi tidak ada risiko "melumpuhkan" ekonomi dan bertahan pada perkiraan pertumbuhan PDB 4% tahun ini.
Aktivitas manufaktur global tetap kuat pada Desember, menunjukkan dampak Omicron terhadap output telah berkurang.