Menurut dia, Kemdikbudristek perlu menyusun kurikulum sesuai kebutuhan industri untuk SMK, Politeknik, dan Vokasi terkait, hingga program magang siswa dan program guru tamu dari industri.
"Pengembangan SDM juga dapat diintegrasikan dengan grand design Manajemen Talenta Nasional yang sedang dikembangkan oleh pemerintah untuk dapat menciptakan talenta gim sesuai dengan target yang diharapkan serta menarik talenta diaspora kita kembali ke tanah air," kata Moeldoko
Selain itu, Moeldoko menuturkan masih sedikit kampus atau universitas yang memiliki kepakaran di dalam pengembangan gim. Di antara yang sedikit itu yaitu ITB dan Universitas Multimedia Nusantara.
Pemerintah, kata Moeldoko, perlu mendorong pertumbuhan start up di bidang industri gim dari universitas yakni melalui program mentoring dan inkubasi, kemudahan akses permodalan awal, dan yang paling penting riset terapan di perguruan tinggi melalui skema matching-fund dengan industri.
Dari sisi pendanaan, Moeldoko mendapat kabar bahwa dalam membuat sebuah game casual biayanya dapat mencapai puluhan hingga ratusan juta rupiah.
Sementara untuk gim bertaraf internasional atau biasanya disebut game triple A membutuhkan biaya puluhan miliar rupiah dalam pengembangannya.
Selain itu dalam konteks permodalan, Moeldoko mengatakan industri ini mengalami kesulitan karena sifatnya intangible (sulit divaluasi sehingga sulit untuk mendapatkan investor dan permodalan perbankan).
"Pemerintah juga perlu melakukan dukungan dan afirmasi dari segi pendanaan," kata Moeldoko.
Adapun gim juga dapat memiliki peran strategis untuk menjadi sarana edukasi nilai-nilai kebangsaan dan Pancasila.
Baca Juga: Bertemu Dubes Baru Selandia Baru, Moeldoko Tegaskan Pendekatan Komprehensif Terhadap Papua
Oleh karena itu Moeldoko berpandangan perlunya intervensi pemerintah untuk menyediakan initial market industri gim nasional untuk memudahkan pintu masuk gim yang bersifat edukasi dan bertema nilai-nilai kebangsaan.