Suara.com - Kantor Staf Presiden mendorong pembentukan payung hukum ekosistem gim nasional sebagai industri yang memiliki potensi besar.
Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko mengatakan industri gim menunjukkan tren positif di antara berbagai sektor lain yang menurun.
"Maka perlu adanya peta jalan industri gim nasional melalui perpres atau setidaknya dalam bentuk inpres," ujar Moeldoko ketika menghadiri rapat terbatas industri gim nasional, Selasa (4/1/2021).
Moeldoko mengatakan Indonesia harus memastikan diri tidak hanya sebagai pasar, tapi juga pemain di ranah industri gim lokal.
Baca Juga: Bertemu Dubes Baru Selandia Baru, Moeldoko Tegaskan Pendekatan Komprehensif Terhadap Papua
Pemerintah memiliki peran penting untuk mendorong konten gim berkualitas dan tidak bertentangan dengan nilai-nilai bangsa.
Selama ini, kata dia, Indonesia belum memiliki lembaga sensor khusus untuk gim sehingga permainan yang beredar di masyarakat tidak terseleksi dengan baik.
"Untuk itu perlu penguatan berupa payung hukum serta kelembagaan terkait Indonesia Game Rating System," kata Moeldoko.
Dalam kunjungan ke salah satu developer gim di Bandung, Jawa Barat, beberapa waktu lalu, Moeldoko menyaksikan industri gim nasional merupakan industri yang padat karya dan padat modal.
Sektor ini membuka peluang lapangan kerja bagi programmer, desainer grafis, desainer permainan, ahli suara dan efek khusus, dan lainnya.
Baca Juga: Moeldoko Harap Perayaan Natal Momentum Pelihara Kerukunan dan Toleransi Umat Beragama
Oleh karena itu, Moeldoko menekankan pentingnya pengembangan talenta dalam industri gim.
Menurut dia, Kemdikbudristek perlu menyusun kurikulum sesuai kebutuhan industri untuk SMK, Politeknik, dan Vokasi terkait, hingga program magang siswa dan program guru tamu dari industri.
"Pengembangan SDM juga dapat diintegrasikan dengan grand design Manajemen Talenta Nasional yang sedang dikembangkan oleh pemerintah untuk dapat menciptakan talenta gim sesuai dengan target yang diharapkan serta menarik talenta diaspora kita kembali ke tanah air," kata Moeldoko
Selain itu, Moeldoko menuturkan masih sedikit kampus atau universitas yang memiliki kepakaran di dalam pengembangan gim. Di antara yang sedikit itu yaitu ITB dan Universitas Multimedia Nusantara.
Pemerintah, kata Moeldoko, perlu mendorong pertumbuhan start up di bidang industri gim dari universitas yakni melalui program mentoring dan inkubasi, kemudahan akses permodalan awal, dan yang paling penting riset terapan di perguruan tinggi melalui skema matching-fund dengan industri.
Dari sisi pendanaan, Moeldoko mendapat kabar bahwa dalam membuat sebuah game casual biayanya dapat mencapai puluhan hingga ratusan juta rupiah.
Sementara untuk gim bertaraf internasional atau biasanya disebut game triple A membutuhkan biaya puluhan miliar rupiah dalam pengembangannya.
Selain itu dalam konteks permodalan, Moeldoko mengatakan industri ini mengalami kesulitan karena sifatnya intangible (sulit divaluasi sehingga sulit untuk mendapatkan investor dan permodalan perbankan).
"Pemerintah juga perlu melakukan dukungan dan afirmasi dari segi pendanaan," kata Moeldoko.
Adapun gim juga dapat memiliki peran strategis untuk menjadi sarana edukasi nilai-nilai kebangsaan dan Pancasila.
Oleh karena itu Moeldoko berpandangan perlunya intervensi pemerintah untuk menyediakan initial market industri gim nasional untuk memudahkan pintu masuk gim yang bersifat edukasi dan bertema nilai-nilai kebangsaan.
"Distribusi dapat dimulai dari initial market yang berada dibawah kendali pemerintah, terutama untuk market pelajar dan pengajar dari Kemendikbudristek serta market ASN dari KemenpanRB," katanya.