Suara.com - Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso melihat ada enam tantangan yang menghantui kinerja pasar modal pada tahun 2022. Meskipun, pada tahun 2021 kinerja pasar modal tetap baik di masa pandemi.
Tantangan pertama, bilang dia, adanya varian omicron harus menjadi perhatian khusus bagi semua pihak yang terlibat di sektor pasar modal.
Karenanya, kata Wimboh, bisa saja varian omicron ini jadi mimpi buruk perjalanan pasar modal di tahun 2022.
"Kedua kita mempunyai proyek pembiayaan strategis yang cukup besar yang kita harus kita pikirkan bagaimana infrastruktur, terutama bagaimana kita menciptakan lapangan kerja," ujar Wimboh saat pembukaan perdagangan bursa efek Indonesia, Senin (3/1/2022).
Baca Juga: Di Depan Jokowi, Bos OJK Pamer Capaian Pasar Modal 2021 Masuk Deretan Terbaik Asia
Selanjutnya, tutur Wimboh, ketiga pelaku pasar modal juga harus mencermati normalisasi kebijakan keuangan yang dilakukan beberapa negara maju. Menurut dia, normalisasi itu mulai terlihat dengan kenaikan inflasi di beberapa negara maju.
"Keempat agenda global penurunan emisi karbon di mana Indonesia mempunyai komitmen itu," ucap dia.
Kemudian kelima, Wimboh juga meminta pelaku pasar modal agar bisa menggunakan teknologi digital yang kini tengah berkembang.
Ia bilang, banyak akses-akses yang harus dikembangkan pelaku pasar modal untuk memudahkan investor berinvestasi.
Dan terakhir, tambah Wimboh, Indonesia butuh sumber pertumbuhan ekonomi baru. Pasalnya, terang dia, dengan semakin tambahnya jumlah penduduk, maka makin bertambah juga kebutuhan lapangan pekerjaan.
Baca Juga: Sejumlah Nama Pansel OJK Ternyata Bermasalah, Ombudsman Minta Jokowi Bergerak
"Karena penduduk kita tambah banyak demikian juga kapasitasnya jadi overkapasitas. Ini jadi agenda presidensi G20, jadi pasar modal harus menjawab tantangan-tantangan itu," pungkas Wimboh.