Suara.com - Air minum merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi kelangsungan hidup manusia yang digunakan untuk pemenuhan berproduksi dan juga sebagai pemenuhan kebutuhan domestik. Terlebih pertumbuhan jumlah penduduk semakin meningkat tiap tahunnya. Praktis hal ini juga meningkatkan kebutuhan akan sarana dan prasarana air.
Berdasarkan hal tersebut, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melaksanakan program PAMSIMAS (Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyakarat). Program ini memiliki tujuan yang sederhana yakni, memenuhi ketersediaan air minum dan sanitasi layak. Namun, dalam prosesnya, program ini melibatkan berbagai kalangan dan menyentuh aspek luas kehidupan (ekonomi, sosial, kesehatan dan pelestarian alam). Sehingga bersifat multi-dimensional dan multi-stakeholder.
Berkat pendekatannya yang menjunjung semangat kolaborasi, program sederhana ini bahkan memberi manfaat jauh lebih luas dari sekadar cuma soal penyediaan air dan sanitasi. Program ini menjadi bersifat inklusif karena bertumpu pada keterlibatan masyarakat penerima manfaat. Program ini bahkan dirancang untuk melibatkan masyarakat yang paling marjinal sekalipun: komunitas adat tradisional, kalangan perempuan, dan penyandang disabilitas. Di atas semua itu, program ini mengedepankan prinsip partisipasi dan gotong royong (kerjasama).
Diakui Bank Dunia
Baca Juga: Gelar Webinar dengan KBI Educentre, PPM School of Management: Transformasi Jadi Kata Kunci
Kehebatan program ini diakui oleh George Soraya, mantan Task Team Leader Bank Dunia. Laki-laki asal Turki itu sudah banyak mengunjungi desa-desa Pamsimas di berbagai negara di dunia.
Menurut Soraya, program Pamsimas merefleksikan kapasitas, kultur, dan ideologi bangsa Indonesia, yaitu gotong royong.
“Gotong royong inilah yang menjadi kekhasan Indonesia yang tidak ada di negara lain,” katanya.
Program Pamsimas melibatkan gotong royong warga tidak hanya dalam perencanaan dan pengerjaan, tapi juga dalam pembiayaan. Dana program Pamsimas adalah hasil dari keroyokan, hasil dari gotong royong berbagai pihak, lalu dicemplungkan dalam satu wadah. Pamsimas telah berhasil menggabungkan dana internasional, dana pemerintah dari pusat, provinsi, kabupaten/kota hingga desa, dan dana dari masyarakat dalam satu wadah itu.
Alokasi anggaran pada setiap Program Pamsimas terdiri atas 70 persen dana pemerintah pusat atau daerah, 10 persen (minimal) dari anggaran desa, dan 20 persen sisanya merupakan kontribusi masyarakat dalam bentuk tunai 4 persen serta 16 persen dalam bentuk benda/barang/tenaga.
Baca Juga: Teknologi Blockchain untuk Tingkatkan Keamanan Pangan dan Traceability Buah Segar
Dana dari masyarakat itu pun bentuknya kontribusi, hasil dari gotong royong juga, baik dalam bentuk tunai yang dikumpulkan dari masyarakat maupun dalam bentuk tenaga kerja berupa kerja bakti gotong royong warga.
‘’Kontribusi masyarakat ini kalau dinilai dengan uang jumlahnya bisa sangat besar. Pamsimas adalah cerita sukses besar. Saya banyak belajar dari Pamsimas.’’ pungkasnya.
Qurrotu' Ainy, ST, M.Eng.
PPK Pembinaan Manajemen II
Satker Direktorat Air Minum
Ditjen Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat