Suara.com - Harga minyak dunia menguat pada perdagangan Rabu setelah sebelumnya mengalami penurunan, data pemerintah menunjukkan persediaan minyak mentah dan bahan bakar Amerika turun pada pekan lalu, mengimbangi kekhawatiran bahwa meningkatnya kasus virus Corona baru dapat mengurangi permintaan.
Mengutip CNBC, Kamis (30/12/2021) minyak mentah berjangka Brent, patokan internasional, ditutup naik 29 sen menjadi 79,23 dolar AS per barel.
Sementara itu, patokan Amerika Serikat, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI), meningkat 58 sen menjadi menetap di 76,56 dolar AS per barel.
Di Amerika Serikat, jumlah rata-rata kasus virus Corona yang dikonfirmasi setiap hari mencapai rekor tertinggi 258.312 pasien selama tujuh hari terakhir.
Baca Juga: Sabar, Harga Minyak Goreng Diprediksi Baru Turun Februari 2022
Kedua kontrak berjangka itu sebelumnya diperdagangkan pada level tertinggi dalam sebulan setelah data pemerintah Amerika Serikat menunjukkan persediaan minyak yang lebih rendah.
Persediaan minyak mentah menyusut 3,6 juta barel, pekan lalu, menjadi 420 juta barel, sementara stok bensin AS turun 1,5 juta barel selama periode yang sama menjadi 222,66 juta barel.
Stok sulingan berkurang 1,7 juta barel menjadi 122,43 juta barel, dibandingkan ekspektasi untuk kenaikan 0,2 juta barel, menurut data Badan Informasi Energi (EIA) Amerika.
"Terjadi penarikan di seluruh papan yang tentu saja mendukung pasar," kata John Kilduff, mitra di Again Capital LLC, New York.
Investor menantikan pertemuan OPEC Plus pada 4 Januari, ketika aliansi itu akan memutuskan apakah bakal melanjutkan dengan rencana peningkatan produksi 400.000 barel per hari pada Februari.
Baca Juga: Kaleidoskop 2021: Deretan Mobil yang Say Goodbye 2022
Pada pertemuan terakhirnya, OPEC Plus tetap pada rencananya untuk meningkatkan produksi untuk Januari meski terjadi lonjakan penyebaran varian Omicron.