Pengusaha Prediksi Industri Pelayaran Bakal Moncer Tahun Depan

Rabu, 29 Desember 2021 | 17:06 WIB
Pengusaha Prediksi Industri Pelayaran Bakal Moncer Tahun Depan
Ilustrasi Pelayaran (Pixabay).
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pengusaha pelayaran yang tergabung dalam Indonesia National Shipowners Association menilai industri pelayaran Indonesia bisa bangkit kembali pada 2022 seiring dengan terjadinya pemulihan ekonomi nasional.

Ketua Umum INSA Carmelita Hartoto menyebut sepanjang dua tahun pandemi, sektor pelayaran nasional mengalami tekanan yang berat.

Kondisi tahun depan diprediksi masih dibayangi dengan ketidakpastian, dimana muncul varian baru corona, Omicron, yang telah memasuki Indonesia.

"Namun selama penanganan Covid-19 dan pemulihan ekonomi nasional berjalan sesuai harapan, kita yakin pelayaran nasional mungkin akan lebih baik di tahun depan," ujar Carmelita saat konferensi pers, Rabu (29/12/2021).

Carmelita memaparkan kinerja pelayaran tertekan hingga minus 21 persen karena pandemi. Hal ini disebabkan karena penurunan arus kapal 3 persen, penurunan arus barang 14 persen, penurunan arus peti kemas 11 persen dan penurunan yang paling dalam terjadi pada arus penumpang sebesar 57 persen.

Penurunan arus barang terjadi pada awal-awal pandemi saat banyak industri manufaktur menghentikan produksinya.

Namun di tengah tantangan tersebut, ekspor Indonesia tetap moncer. Sepanjang Januari-November 2021 nilai ekspor Indonesia menembus USD 209,16 miliar. Nilai ekspor ini merupakan yang tertinggi dalam sejarah Indonesia.

Pada sektor angkutan non peti kemas seperti tug and barges mungkin sedikit lebih baik, seiring dengan kenaikan harga batu bara dan CPO dunia di tahun ini.

"Para pelaku usaha pelayaran nasional juga akan memastikan ketersediaan angkutan kapal merah putihnya jenis tongkang dan tunda serta curah atau bulk, sehingga tidak perlu mendatangkan kapal bendera asing untuk mendukung kegiatan angkutan batu bara, baik yang diperuntukkan untuk konsumsi domestik maupun ekspor," kata Carmelita.

Baca Juga: Pengusaha Pelayaran Ungkap Keuntungan Indonesia Jadi Anggota IMO

Sedangkan, pada sektor angkutan offshore dan migas, meski sempat mengalami tekanan karena penurunan harga minyak dunia pada awal pandemi, namun kini mulai membaik seiring dengan peningkatan aktivitas ekonomi yang mendorong permintaan BBM.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI